Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Social Entrepreneur Solutif di Era Digital

Menjadi Social Entrepreneur Solutif di Era Digital Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berangkat dari fenomena kotak amal yang sudah membudaya di Indonesia ketika musim bencana tiba, seorang pemuda bernama Muhammad Alfatih Timur yang kerap disapa Timmy mulai berpikir untuk menyentuh usaha sosial (social enterprise) dengan melibatkan peran teknologi digital.

Timmy yang pernah bekerja sebagai Asisten Profesor Rhenald Kasali di Rumah Perubahan (tempat mengembangkan wirausaha sosial) pun akhirnya mulai menciptakan sebuah alat yang dapat menjembatani para donatur atau yang biasa ia sebut "orang baik" dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Kitabisa.com adalah Fundraising Platform yang diciptakan Timmy pada 2013 lalu sebagai wadah teknologi online bagi para donatur, baik individu, komunitas, organisasi, maupun perusahaan untuk menggalang dana.

Kitabisa.com menyediakan halaman donasi atau halaman campaign yang dapat digunakan oleh siapa pun untuk kepentingan penggalangan dana. Namun dalam membuat halaman donasi, para penggalang dana akan diverifikasi terlebih dahulu oleh Kitabisa.com.

Respons masyarakat terhadap kehadiran Kitabisa.com pun sangat positif. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya yang menggunakan platform Kitabisa.com untuk memecahkan permasalahan sosial yang kerap terjadi di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga permasalahan sosial yang terjadi di luar Indonesia. Selain itu, masyarakat tidak lagi kesulitan dalam hal akses untuk menggalang dana bantuan ataupun untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan karena dengan teknologi tersebut, aktivitas sosial akan semakin mudah untuk dilakukan.

Menurut Erwin Handono selaku Partnership Manager Kitabisa.com, hingga saat ini Kitabisa.com sudah banyak menangani masalah sosial seperti membantu sektor pendidikan, pembangunan rumah ibadah, kesehatan, bencana alam, dan berbagai masalah sosial lainnya.

Sebagai startup di bisnis sosial, Kitabisa hanya mengenakan 5% untuk biaya administrasi dari total donasi untuk sebuah campaign. Biaya 5% tersebut digunakan Kitabisa untuk kebutuhan operasional, pengembangan, dan layanan. Namun untuk donasi yang ditujukan bagi korban bencana alam dan zakat, Kitabisa tidak mengenakan biaya administrasi sepeser pun.

Kebijakan dan gagasan yang dicetuskan oleh Timmy bersama timnya tersebut, tentu menginspirasi berbagai kalangan, khususnya para pemuda yang semestinya lebih banyak memiliki kesempatan untuk menjadi seorang Social Enterprise atau Startup yang solutif terhadap kondisi sosial.

Saat ini, yayasan Kitabisa.com sudah tercatat dalam Kementerian Hukum dan HAM, kemudian izin PUB (Penggalangan Uang dan Barang) dari Kementerian Sosial dengan SK Menteri Nomor 478/HUK-PS/2017, dan juga diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: