Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKK Migas: Masyarakat Indonesia Rakus Konsumsi BBM

SKK Migas: Masyarakat Indonesia Rakus Konsumsi BBM Kredit Foto: Eksplorasi.id
Warta Ekonomi, Belitung -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengurangi penggunaan bahan bakar minyak karena sekarang tingkat konsumsinya melebihi jumlah produksi.

"Tingkat konsumsi bahan bakar minyak secara nasional mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan kemampuan produksi hanya 834 ribu barel per hari," kata Humas SKK Migas Dian Sulistiawan, saat membuka media gathering, seminar hulu migas, dan media kompetisi 2017, di Belitung, Selasa malam (29/8/2017).

Dia menjelaskan, untuk mengatasi tingginya konsumsi BBM dalam negeri satu-satunya cara adalah dengan melakukan impor. Menurutnya, jika tingkat konsumsi BBM masyarakat tidak berkurang, impor BBM tersebut akan semakin besar dan membebani keuangan negara.

Padahal, katanya lagi, dalam kondisi kegiatan industri hulu migas berada dalam bayang-bayang krisis energi, sulit untuk meningkatkan kegiatan produksi.

Sedangkan upaya mencari sumber minyak dan gas bumi baru dalam kondisi sekarang ini tidak sesuai dengan target yang diharapkan, sehingga kemampuan produksi dalam negeri tidak bisa ditingkatkan untuk mengimbangi tingkat konsumsi yang trennya terus naik.

Dia membenarkan, kegiatan pencarian sumur migas baru pada tahun ini tidak berjalan sesuai target yang diharapkan. Targetencarian sumur migas baru berdasarkan data per Juli 2017 baru terealisasi 24 persen atau hanya 34 sumur dari 134 sumur baru yang ditetapkan.

Rendahnya realisasi target pencarian sumur migas pada tahun ini, menurutnya, salah satunya dipengaruhi iklim investasi pada sektor migas yang kurang baik.

Berdasarkan kondisi tersebut, pihaknya berupaya melakukan berbagai upaya memperbaiki iklim investasi agar bisa menarik investor menanamkan modal di sektor migas, sehingga target pencarian sumur migas baru bisa terpenuhi.

Jika target pencarian sumur migas baru yang ditetapkan setiap tahun tidak terpenuhi, cadangan minyak yang ada hanya cukup untuk 11 tahun ke depan dan bisa benar-benar terjadi krisis energi, katanya pula.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: