Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

INDEF: Ketimpangan Gender Penyebab Ketimpangan Ekonomi

INDEF: Ketimpangan Gender Penyebab Ketimpangan Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Swadaya Masyarakat, International NGO Forum on Indonesia Development (INFID), melihat ketimpangan gender di Indonesia masih cukup tinggi dan menjadi penyebab ketimpangan sosial ekonomi Indonesia saat ini.?Dalam Laporan Kesenjangan Gender Global World Economic Forum 2016, Indonesia berada di urutan 88, jauh di belakang Filipina (7), Laos (43), dan Thailand (71).

Program Manajer INFID Siti Khoirun Ni'mah di Jakarta, Rabu, mengatakan berdasarkan riset yang dihimpun INFID, 60 persen angkatan kerja Indonesia yang berpendidikan rendah di bawah SMA separuhnya adalah perempuan.?Begitu juga, katanya, tingkat partisipasi perempuan di pasar kerja yang hanya 49 persen di bawah rata-rata partisipasi kerja penduduk Indonesia yang mencapai 65,4 persen.

"Ketimpangan sosial ekonomi kita ditentukan oleh kuat-lemahnya peran perempuan dalam tiga hal, yakni pengambilan kebijakan, status sosial ekonomi, dan derajat mobilitas sosial perempuan," kata dia pada diskusi mengenai ketimpangan gender yang digelar di Cikini, Jakarta.

Indry Oktaviani dari Koalisi Perempuan Indonesia mengatakan sumbangsih perempuan pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat cukup besar.?Dia mencontohkan dalam data KIARA 2015, di sektor perikanan saja perempuan memegang peranan hampir 70 persen pekerjaan produksi dengan waktu kerja 17 jam, mulai dari mempersiapkan bahan bakar, alat menangkap ikan, menyiapkan makanan untuk nelayan laki-laki, hingga membersihkan hasil tangkapan dan menjual atau mengolahnya menjadi makanan.

Sayangnya, katanya, perempuan yang melakukan usaha pengolahan ikan sulit memperoleh ikan sebagai bahan produksi atau kesulitan mengakses program pemberdayaan ekonomi nelayan, karena selama ini hal tersebut diserahkan kepada kepala keluarga, dalam hal ini laki-laki.

"Dengan dana dan kesempatan mendapat modal yang terbatas, perempuan jadi sulit bersaing dengan laki-laki," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: