Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Perekonomian Syariah Masih Tertinggal

BI: Perekonomian Syariah Masih Tertinggal Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Bandung -

Populasi penduduk Indonesia mayoritas muslim. Sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbanyak di dunia tetapi perekonomian syariah di tanah air masih jauh tertinggal dengan negara lain.

Pertumbuhan perbankan syariah secara nasional hanya 10 persen bila dibandingkan dengan perbankan konvensional. Bahkan sistem keuangan syariah baru mencapai 4,5-5 persen dibandinkan dengan sistem keuangan konvensional.

"Jika dibandingkan antara perbankan syariah dengan konvensional dalam perekonomian nasional. Jumlah perbankan syariah baru 10 persen bila dibandingkan perbankan konvensional," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KpW) Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan di Bandung, Minggu (3/9/2017)

Wiwiek mengungkapkan, pertumbuhan perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional di Jawa Barat hanya 4,97 persen, meskipun pernah naik 5,01 persen tapi di dalam waktu singkat kembali mengalami penurunan.?

"Pernah tumbuh5,01 persen tetapi kemarin turun lagi. Ini artinya perbankan syariah kurang progresif," ujarnya.?

Wiwiek menilai meski loan to financing rationya sudah di atas 101 persen tetapi lebih banyak kredit konsumsi sedangkan untuk kredit investasi dan modal kerjanya masih negatif.?

"Ini yang saya khawatirkan ketika bertemu dengan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), kenapa kondisi perbankan syariah ini dari waktu ke waktu bukanya tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan konvensional tetapi malah melambat," jelas Wiwiek?

Dia megaku mendapat keluhan dari Asbisindo yang mendapatkan dana lebih mahal dibandingkan dana yang didapatkan oleh perbankan konvensional sehingga mereka menggilirkan kepada nasabah menjadi lebih mahal.?

Faktor lainya, perbankan syariah sulit mendapatkan nasabah yang sifatnya investasi. Oleh karena itu, mereka lebih banyak kepada konsumsi terutama kepada nasabah yang umumnya mereka kenal.?

"Itu yang menyebabkan prestasi perbankan syariah menurun," ujarnya

Selain itu, kredit untuk pembiayaan investasi mengalami penurunan sejalan dengan pembiayaan untuk modal kerja yang mengalami trend negatif. Jika kondisi ini terus terjadi, maka dipastikan keinginan untuk menaikan pangsa perbankam syariah tidak.akan tercapai terlebih kondisi pereekonomian di tanah air tidak semakin membaik sehingga dikhawatirkankan akan semakin berkurang pangsa terhadap perbankan maupun ekonomi syariah.?

"Kalau kondisi ini terus terjadi maka yang kita inginkan bahwa pangsa perbankan syariah semakin naik itu mustahil bisa tercaapai," tegasnya

Bank Indonesia sudah melakukan berbagai upaya umtuk mendoro.g pertumbuhan ekonomi syariah. Salah satunya mengembangkan instrumen perbankan syariah. Bahkan,Bank Indonesia pusat di Jakarta telah dibentuk divisi khusus yang menangani perekonomian syariah termasuk perbankan syariah.?

"Perhatian BI terhadap perbankan syariah cukup besar sampai membentuk divisi khusus untuk menangani perbankan dan perekonomian syariah," tegasnya.?

Sementara dari sektor perusahaan yang meminta ada pengecualian namun Wiwiek menuturkan pihaknya kesulitan menentukan pengecualian dalam mendapatkan dana khusus bagi perbankan syariah.

Dia mencintohkan seperti dana haji yang tidak bisa dilarang jika disatukan ke perbankan konvensional
Dari sisi regulasi akan menemui kendala?

"Misalnya dana khusus untuk perbankan syariah kan enggak bisa kita. Kawan-kawan perbankan syariah? harus berkompetisi dengan perbankan untuk mendapatkan dana lainya," tuturmya

Lebih jauh Wiwiek menambahkan BI akan terus mengembangkan beberapa instrumen produk perbankan syariah terutama instrumen di pasar uang karena perkembangannya masih di bawah perkembangan pasar uang konvensional. Jika di perbankan konvesional sudah maju dan memiliki banyak repo dan penjualan langsug antar bank.

"Sedangkan di syariah hanya intrumen yang disampaikan kepada BI seperti sertifikat Bank Indonesia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: