Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Angkutan Udara Beri Andil Besar untuk Deflasi Sulsel

Angkutan Udara Beri Andil Besar untuk Deflasi Sulsel Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengungkapkan torehan deflasi di daerah pada Agustus 2017 sangat dipengaruhi oleh turunnya tarif angkutan udara. Kontribusi angkutan udara tercatat yang paling tinggi mencapai 0,24 persen. Disusul sejumlah komoditas pangan lainnya, seperti cabai rawit (0,08 persen), bawang merah (0,06 persen) dan kangkung (0,03 persen).
"Angkutan udara memberikan kontribusi paling besar terhadap pembentukan deflasi sebesar 0,26 persen pada Agustus 2017. Sisanya ya komoditas pangan, seperti cabai rawit, bawang merah, kangkung, bayam, wortel, ikan bandeng, bawang putih, daging ayam ras dan tomat buah," kata Nursam, di Makassar, kemarin.
Berdasarkan data BPS, Sulsel mengalami deflasi sebesar 0,26 persen dengan IHK 130,07 pada Agustus 2017. Bila dilihat lebih detail, dua dari lima kota IHK di Sulsel mengalami deflasi. Sisanya tiga kota mencatatkan inflasi. Tiga kota yang mengalami deflasi adalah Bulukumba sebesar 0,39 persen dengan IHK 136,39, Bone (inflasi 0,30 persen dengan IHK 126,91) dan Palopo (inflasi 0,05 persen dengan IHK 127,53 persen).?
"Dua kota yang mengalami deflasi yakni Makassar (deflasi 0,34 persen dengan IHK 131,15) dan Parepare (deflasi 0,33 persen dengan IHK 125,74). Meski lebih banyak daerah yang catatkan inflasi, tapi secara keseluruhan Sulsel tetap mengalami deflasi," terang Nursam.
Nursam mengungkapkan deflasi yang terjadi di Sulsel disebabkan turunnya harga pada dua kelompok pengeluaran. Kedua kelompok pengeluaran yang berkontribusi tersebut yaitu kelompok bahan makanan (-0,70 persen) dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-1,31 persen). Deflasi pada dua kelompok itu mampu mengalahkan inflasi pada lima kelompok pengeluaran lainnya.?
Masih merujuk data BPS, lima kelompok pengeluaran di Sulsel yang mengalami inflasi pada Agustus 2017 adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,24 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,03 persen); kelompok sandang (0,23 persen); kelompok kesehatan (0,17 persen) ddan kelompok pendidikan dan olahraga (1,20 persen).
Secara regional, Nursam mengatakan dari 11 kota di Pulau Sulawesi, Palopo bersama Palu mencatatkan inflasi terendah yakni masing-masing 0,05 persen. Adapun inflasi tertinggi dialami Mamuju sebesar 0,42 persen. "Untuk deflasi, tertinggi tercatat di Bau-bau sebesar 1,76 persen dan terendah tercatat di Parepare sebesar 0,33 persen," pungkas Nursam.?

Baca Juga: Anggaran Pilkada Serentak di Bali Capai Rp 456,9 Miliar Lebih

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: