Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumat ini Rupiah Makin Perkasa terhadap Dolar AS, ini Penyebabnya

Jumat ini Rupiah Makin Perkasa terhadap Dolar AS, ini Penyebabnya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah semakin perkasa menjelang akhir pekan. Di pasar spot, nilai tukar rupiah menguat 0,6% ke level Rp13.227 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/9/2017). Ini merupakan posisi terkuat rupiah sejak 11 November 2016. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan penguatan kurs rupiah ke level Rp13.284 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.331 per dolar AS.

Apa yang menyebabkan Rupiah begitu perkasa terhadap Dolar AS? Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, ekspektasi pasar terhadap dolar AS yang mulai berbalik arah (tren pembalikan) menjadikan dolar AS tidak berdaya menghadapi mata uang Rupiah termasuk mata uang emerging market lainnya.

Mirza menuturkan, pada awal tahun trennya suku bunga acuan AS akan naik lebih cepat karena pertumbuhan ekonomi AS bakal melaju kencang diluar perkiraan, sehingga dolar AS menarik minat pelaku pasar.

"Tapi kan ternyata ekonomi AS tumbuh bagus tapi tidak secepat perkiraan, agak melandai. Inflasi di AS melandai di bawah 2 persen. Terus perkiraan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) tadinya di awal tahun bisa naik 4 kali bahkan 5 kali. Ini sudah naik 2 kali tahun ini tapi mau naik sekali lagi belum tentu. September ini rasanya nggak. Desember nanti change untuk naik sudah di bawah 35%," ujar Mirza di kompleks perkantoran BI, Jakarta, Jumat (8/9/2017).

Hal itu membuat dolar AS kurang menarik karena suku bunganya tidak jadi naik dan ekonomi AS tidak tumbuh lebih tinggi dari perkiraan. Akibatnya, kata Mirza, terjadi tren pembalikan di mana ekspektasi orang/pasar terhadap dolar AS, dan dolar AS terhadap mata uang global menurun.

"Surat utang berdenominasi dolar AS yang awal tahun bisa mencapai 2,5 persen untuk tenor 10 tahun sekarang trennya turun terus. Kemarin terakhir sudah 2,0 sekian persen. Ini membuat Dolar AS melemah, ya mata uang Indonesia dan emerging market menguat," terang Mirza.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: