Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menpar Sebut Kunjungan Wisnus ke Banyuwangi Naik 85 Persen

Menpar Sebut Kunjungan Wisnus ke Banyuwangi Naik 85 Persen Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Bandung -

Pengembangan industri pariwisata di Banyuwangi begitu cepat. Data menunjukan kenaikan jumlah wisman? dan wisnus yang fenomenal dibanding dengan "Beyond Bali destinations" lainnya di Indonesia. Tahun 2016 tercatat lebih dari 4,6 Juta wisnus yang berkunjung ke Banyuwangi, melonjak 85 persen dari tahun 2015 dengan 2,5 juta Wisnus; dan jumlah tersebut hampir 3 kali lipat jumlah penduduk Banyuwangi sebanyak 1,6 juta warga.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kunjungan wisman tahun lalu juga tumbuh 33 persen dan mencapai 141 ribu wisman, sebelumnya sebesar 105 ribu wisman di 2015; relatif sangat besar bagi destinasi yang baru dan melebihi Manado dengan 40 ribu wisman pada tahun 2016, dan pada tahun ini angka ini diproyeksi tumbuh dengan pesat.

"Banyuwangi letaknya strategis karena dekat dengan Bali. Banyuwangi itu indah dan jika ingin menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi harus punya bandara internasional," jelas Menpar Arief dalam keterangan resminya yang diterima di Bandung, Minggu lalu.

Menpar menjelaskan bahwa hal ini tidak terlepas dari upaya Bupatinya yang terus mendorong banyuwangi sebagai destinasi wisata unggulan dengan promosi besar-besaran, festival-festival, pembangunan destinasi baru dan pembangunan infrastruktur? untuk mendukung mobilitas wisatawan dari dan ke banyuwangi.?

"Tercatat terdapat 2 penerbangan baru langsung dari jakarta. Sementara dari bali masih memanfaatkan jalur darat," ujar Arief

Pada semester I tahun 2017 penanaman modal dalam negeri Jawa Timur masuk ke dalam urutan ke 3 setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan untuk penanaman modal asing di Banyuwangi mendapatkan posisi ke 2 tertinggi setelah Kota Surabaya.?

"Itu pun belum termasuk 4 project yang belum selesai di tahun 2016, "ucap Arief

Adapun, jumlah hotel di Banyuwangi pada tahun 2016 sebanyak 76 buah dengan total jumlah kamar 2385 dan 3571 tempat tidur. Bupati mengatakan akan terus mendorong pembangunan amenitas di kab. Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dirinya hanya memberikan perizinan untuk pembangunan hotel bintang 3 dan bintang 4 serta homestay. Izin tidak akan diberikan untuk pembangunan hotel kelas Melati.

"Kita sengaja hanya beri izin hotel berbintang dan homestay sebagai bagian dari kontrol tata kota. Saya tidak akan izinkan dibangun hotel Melati. Karena terbukti hotel Melati hanya menjual jam-jam-an untuk sesuati yang tidak benar," kata Bupati?

Pengendalian pendirian hotel ini sengaja dilakukan guna menjaga iklim investasi di Banyuwangi. Saat tak ada kontrol, dikhawatirkan akan memunculkan persaingan yang tidak sehat.

Seperti diketahui, sejumlah hotel berbintang berjejaring kini dibangun di Banyuwangi. Di antaranya, jaringan Hotel Aston dan Hotel Agastya. Pembangunan Hotel Aston yang berlokasi di Jalan Brawijaya telah dimulai sejak Oktober 2016 lalu. Hotel delapan lantai tersebut diproyeksi mulai beroperasi Oktober mendatang. Sementara itu, pembangunan Hotel Agastya yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, juga terus berlangsung.

Anas menambahkan, pengusaha hotel menanamkan investasi di Bumi Blambangan murni pertimbangan bisnis. Artinya, pihak investor telah menghitung return of investment (ROI) alias rasio provitabilitas. Untuk itu, pihak Pemerintah Daerah menargetkan Banyuwangi menjadi Kota MICE.

?Selama ini orang lebih memilih Kota Batu, Surabaya, Bali untuk lokasi rapat. Kalau mereka memilih Banyuwangi, bisa jadi jumlah kamar hotel yang ada saat ini akan kurang. Nah, saat itu terjadi, izin pendirian hotel baru akan dibuka kembali, sehingga investor bisa mendapatkan kepastian,? pungkasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: