Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahasiswa Korban Kekerasan Polisi Membaik, Kapolda Minta Usut Tuntas

Mahasiswa Korban Kekerasan Polisi Membaik, Kapolda Minta Usut Tuntas Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Balikpapan -

Kondisi Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Balikpapan, Rinto mulai membaik. Sebelumnya Rinto sempat kritis setelah mendapat hantaman dari aparat kepolisian saat dirinya memimpin unjuk rasa di kantor Wali Kota Balikpapan, Senin kemarin.

Rinto yang dirawat di RS Siloam juga ditemani rekan-rekannya sesama aktivis kampus. Dirinya bahkan meyakinkan tetap melanjutkan kritik atas persoalan banjir yang kini menghantui warga kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Tentunya tetap melanjutkan perjuangan. Adanya chaos saat aksi tidak menjadi penghalang untuk menyuarakan persoalan banjir," kata Rinto yang terkadang merintih kesakitan, Selasa (12/9/2017).

Saat terjadi aksi represif kemarin, Rinto mendapatkan beberapa kali pukulan dan tendangan. Lehernya juga dicekik. "Saya sudah narik badan tapi mereka tetap mendekat dan memukuli kepala saya berkali-kali," ungkapnya.

Beberapa pejabat termasuk Wakil Wali Kota dan Kapolres Balikpapan telah menjenguk dirinya yang terbaring di ranjang rumah sakit. "Kalau Pak Rahmad Mas'ud (Wakil Wali Kota Balikpapan) datang pagi tadi. Sedangkan malam yang datang Kapolres dan beberapa pejabat kepolisian," bebernya.

"Kalau Wakil Wali Kota mendukung gerakan mahasiswa karena ini negara demokrasi dan mahasiswa berhak menyuarakan pandangannya," lanjut Rinto yang telah berkonsultasi dengan Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Universitas Balikpapan atas kasus yang menimpa dirinya.

Sementara Kapolda Kaltim, Irjen Pol Safaruddin juga menyayangkan personel Bhayangkara melakukan tindak kekerasan terhadap aksi mahasiswa. Dirinya memerintahkan Kapolres Balikpapan dan Kabid Propam Polda Kaltim untuk mengusut kasus tersebut.

"Saya perintahkan dilakukan penindakan terhadap siapa pun yang bersalah, baik mahasiswa yang melanggar hukum dan polisi yang menganiaya masyarakat untuk ditindak sesuai hukum yang berlaku," singkatnya.

Rektor Universitas Balikpapan, Piatur Pangaribuan menyayangkan represivitas aparat kepolisian menimpa mahasiswanya. Terlebih dia telah melihat video yang beredar di lini massa bahwa polisi terlalu reaksioner dan berlebihan dalam mengamankan unjuk rasa.

"Boleh mereka (polisi) menjalankan tugasnya tapi jangan melihat persoalan secara parsial. Apalagi yang mereka hadapi mahasiswa. Sebelum unjuk rasa mereka berdoa bersama saya dan saya yakin tidak ada niat mahasiswa untuk melakukan pembakaran," ucapnya.

Unjuk rasa itu, lanjut Piatur, telah mendapat restu dirinya dan juga telah disampaikan pesan-pesan dari akademik. "Bahkan 2 minggu sebelum aksi mereka telah melakukan riset untuk dijadikan bahan tuntutan atas persoalan banjir di kota ini," jelasnya.

Dirinya juga menjamin seluruh biaya pengobatan Rinto selama di RS Siloam yang mencapai Rp6 juta. "Semua saya yang bayar karena itu sudah tanggung jawab sebagai Rektor dan unjuk rasa yang mereka lakukan juga sudah sepengetahuan dan restu saya," tukasnya

Terpisah Kapolda Kaltim, Irjen Pol Safaruddin juga menyayangkan personel Bhayangkara melakukan tindak kekerasan terhadap aksi mahasiswa. Dirinya memerintahkan Kapolres Balikpapan dan Kabid Propam Polda Kaltim untuk mengusut kasus tersebut.

"Saya perintahkan dilakukan penindakan terhadap siapa pun yang bersalah, baik mahasiswa yang melanggar hukum dan polisi yang menganiaya masyarakat untuk ditindak sesuai hukum yang berlaku," singkatnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: