Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korea Utara Ancam Tenggelamkan Jepang

Korea Utara Ancam Tenggelamkan Jepang Kredit Foto: Antara/Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah Badan negara Korea Utara mengancam pada hari Kamis untuk menggunakan senjata nuklir untuk "menenggelamkan" Jepang dan mengubah Amerika Serikat menjadi "abu dan kegelapan" karena mendukung resolusi dan sanksi Dewan Keamanan PBB atas uji coba nuklir terbarunya.

Komite Perdamaian Asia Pasifik Korea Pyongyang yang menangani hubungan dan propaganda luar Korea Utara juga menyerukan perpisahan Dewan Keamanan, yang disebutnya sebagai "alat kejahatan" yang terdiri dari negara-negara "yang disuap" dan bergerak sesuai perintah dari Amerika Serikat.

"Keempat pulau di nusantara ini harus tenggelam ke laut oleh bom nuklir Juche. Jepang tidak lagi diperlukan untuk berada di dekat kita, " ujar komite tersebut dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita resmi KCNA Korea Utara.

Juche adalah ideologi penguasa Utara yang memadukan Marxisme dan bentuk ekstrim nasionalisme mandiri yang dikhotbahkan oleh pendiri negara yakni Kim Il Sung, kakek pemimpin saat ini, Kim Jong Un.

Ketegangan regional telah meningkat tajam sejak Korut Utara melakukan uji coba nuklir keenam, dan sejauh ini yang paling kuat, pada 3 September.

Dewan Keamanan beranggota 15 orang tersebut memberikan suara bulat dengan resolusi rancangan A.S. dan sebuah babak baru sanksi pada hari Senin untuk menanggapi, melarang ekspor tekstil Korea Utara yang terbesar kedua hanya untuk batubara dan mineral, yang terakhir membatasi pasokan bahan bakar.

Korea Utara bereaksi terhadap tindakan terbaru Dewan Keamanan yang mendapat dukungan dari hak veto China dan Rusia, dengan mengulangi ancaman untuk menghancurkan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

"Mari kita jadikan daratan A.S. menjadi abu dan kegelapan. Mari curahkan dendam kita dengan mobilisasi semua sarana pembalasan yang telah disiapkan sampai sekarang, " pungkas pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (14/9/2017).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: