Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Krisis Talent Menjadi Kendala untuk Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Krisis Talent Menjadi Kendala untuk Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jumlah penduduk Indonesia yang didominasi oleh kaum muda sekitar 66,5% dinilai sebagai potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Mempercepat pertumbuhan dan membentuk ekosistem startup digital akan mampu mempercepat kondisi ekonomi Indonesia yang berdaya saing.

Hal ini diutarakan Bari Arijono, CEO PT Digital Enterprise Indonesia dan Chairman Assosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) dalam peluncuran Indonesian Competitiveness and Economic Development (ICED) Institute dan Forum Digital Startup di Kampus IPMI, Jakarta, Jum?at (15/9/2017.

"Upaya percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terkendala dengan sulitnya mencari talent-talent di dunia digital. Talent-talent digital di Indonesia ini gapnya sangat besar. Kita susah menemukan talent-talent yang siap kerja. Mencari orang yang bisa digital marketing, developers, android, IOS, dan bisa menjalankan kerja dengan mobility, itu luar biasa sulit sekali dicari di Indonesia,? ungkap Bari.

Kebanyakan, tambah Bari, posisi talent di Indonesia justru diserbu oleh tenaga kerja dari India dan Singapura. ?Vietnam juga sudah mulai saat ini. Nah ICED ini merupakan hal yang tepat untuk bisa menghadirkan talent-talent yang baru,? tambah Bari.

Dalam kesempatan yang sama, Jimmy Gani selaku Founder ICED Institute juga mengamini kondisi tersebut. Menurutnya, talent menjadi salah satu yang mengganggu pertumbuhan startup Indonesia untuk melesat.

?Isu ini sebetulnya bisa dipelajari. Kita bisa menginspirasi yang belum memahami, bagaimana me-manage sumber daya. Terutama millenials. Jadi langkah pertama kami nanti adalah mendengarkan dengan kerja sama bersama asosiasi seperti ADEI ini, kemudian ke pemerintah, juga ke daerah-daerah. Apa yang nanti menjadi isu dan apa yang perlu kita risetkan,? kata Jimmy.

Kemudian menurut Jimmy, hasil riset tersebut akan dipublikasikan. ?Sehingga teman-teman nanti tahu, terinspirasi, dan pelaku-pelaku ini bisa memperbaiki kualitasnya. Kita tidak bisa menjadi bangsa yang hanya mengandalkan insting saja, tetapi harus mengandalkan hasil riset yang nanti akan membantu dalam mengambil keputusan, mengambil policy yang tepat, dan nanti bisa menajdikan itu sebagai ilmu agar usahanya dapat maju,? tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: