Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulog Diharapkan Beli Cabai Saat Harga Anjlok

Bulog Diharapkan Beli Cabai Saat Harga Anjlok Kredit Foto: Dok. WE
Warta Ekonomi, Kulon Progo -

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah pusat melalui bulog membeli cabai petani saat harga anjlok.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Eko Purwanto di Kulon Progo, Sabtu (16/9/2017), mengatakan sejak dulu, saat harga cabai mahal, pemerintah melalui bulog menggelar operasi pasar, tapi saat harga jatuh, tidak ada tindakan untuk menstabilkan harga.

"Dulu komitmennya akan melakukan stabilisasi harga cabai saat harganya turun, tapi kenyataannya tidak ada langkah dari pemerintah melalui bulog. Bulog tidak mau membeli cabai petani," kata Eko.

Ia mengatakan pihaknya memiliki dua agenda pokok untuk komoditas cabai, yakni budi daya dengan panen segar dan pengolahan. Petani di Kulon Progo sudah dibekali proses budi daya dengan panen segar, yakni cabai hasil produksi dijual saat harga bagus, dan ditunda jual saat harga jauh.

Dinas juga memberikan pelatihan kepada petani bagaimana mengolah cabai dengan berbagai macam olahan cabai. Harapannya, saat harga anjlok, petani mengolah cabai dengan berbagai macam olahan.

"Namun, petani tidak melakukan apa yang telah kami berikan kepada mereka. Kami juga sudah memberikan peralatan pengolahan cabai. Jiwa usaha mereka tidak sampai di situ, sehingga petani lebih memilih menjual cabai mereka, meski harga rendah," katanya.

Eko mengatakan dinas juga menyarankan supaya mentaati pola tanam cabai dan tidak melakukan penanaman cabai secara serentak. Langkah itu diharapkan dapat menstabilkan harga cabai.

"Kalau mereka mentaati jadwal tanam, produksi dapat terjaga sepanjang tahun, dan harga cabai stabil," katanya.

Seperti diketahui, saat ini harga cabai di tingkat petani berkisar Rp4.000 sampai Rp7.000 per kg. Harga tersebut di bawah harga impas.

Ketua Kelompok Tani Gisik Pranaji Bugel Sukarman mengatakan gagasan Dinas Pertanian dan Pangan terkait pola tanam memang bagus, tapi di lapangan tidak bisa dilaksanakan dengan mudah.

Hal tersebut dikarenakan petani menyesuaikan dengan kondisi cuaca. Pada masa tanam pertama, petani menanam cabai pada awal Maret, dan panen pada Mei. Selanjutnya, musim tanam kedua tanaman cabai pada Agustus dan mulai panen awal Oktober.

"Pada Maret dan Agustus, kondisi suhu panas sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman cabai," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: