Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proteksi Produk Lokal Jadi Tuntutan Para Pengusaha DIY

Proteksi Produk Lokal Jadi Tuntutan Para Pengusaha DIY Kredit Foto: Hafit Yudi Suprobo
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Para pengusaha mebel di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia DIY berharap pemerintah pusat maupun daerah memproteksi produk lokal untuk memastikan produknya terserap pasar dalam negeri.

"Kepastian perlindungan pasar kerajinan dan mebel diperlukan di tengah semakin pesat produk impor," kata anggota Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DIY Endro Wardoyo, di Yogyakarta, Minggu (17/9/2017).

Endro mengatakan potensi pasar Indonesia bukan hanya menjadi target pengusaha mebel lokal, melainkan juga menjadi sasaran pengusaha atau produsen mebel dari mancanegara.

Menurutnya, produsen mebel dan kerajinan mancanegara menyadari bahwa 250 juta penduduk Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi produknya. "Mereka sadar betul bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial," ujarnya.

Karena itu, menurutnya, dibutuhkan dukungan pemerintah untuk melindungi pasar produk-produk karya perajin dalam negeri melalui regulasi baik lewat perpres atau perda. Regulasi itu, misalnya mengatur penggunaan unsur bahan mebel atau kerajinan lokal pada perkantoran, mal, hotel, serta apartemen yang berdiri di Indonesia dengan porsi 60 persen.

Upaya itu diperlukan, lanjutnya, mengingat produk-produk impor dari produsen asal Thailand, Malaysia, hingga Tiongkok hingga saat ini berekspansi cukup pesat di pasar nasional. Dengan harga jual yang rendah, menurutnya, produk-produk asal Tiongkok cukup signifikan menekan kuantitas penjualan produk mebel atau kerajinan lokal.

Meski demikian, tambahnya, pengusaha kerajinan atau pengusaha lokal tetap berani bersaing dengan memprioritaskan pasar dalam negeri daripada ekspor. Selain disebabkan peluang pasar domestik yang masih besar, menurutnya, pasar ekspor hingga saat ini masih lesu.

"Pengusaha mebel nasional yang membidik pasar domestik lebih banyak daripada pasar ekspor, perbandingannya 60:40," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: