Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas Gaet Perusahaan Konstruksi Asal Tiongkok Garap Proyek Nasional

Bappenas Gaet Perusahaan Konstruksi Asal Tiongkok Garap Proyek Nasional Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggandeng perusahaan konstruksi asal Tiongkok, Huaqing Housing Holding Co.Ltd, untuk membiayai dan membangun proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wismana Adi Suryabrata mengatakan, kerja sama yang dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) tersebut, merupakan tindaklanjut dari berbagai pertemuan tingkat tinggi yang telah dilakukan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok dan juga upaya untuk meningkatkan realisasi Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA) dalam proyek-proyek infrastruktur.

"Pemerintah Indonesia berharap MoU tidak hanya sekedar MoU seperti yang sudah banyak ditandatangani namun tidak teralisasi dengan baik. Dalam kesempatan yang baik ini, kami berharap buat Huaqing dapat menunjukkan sesuatu hal yang berbeda dan dalam waktu tidak terlalu lama dapat merealisasikan investasinya salah satunya di proyek jalan tol Waskita Toll Road," ujar Wismana yang menandatangani MoU tersebeut bersama Direktur Huaqing Housing Holding Co.Ltd Chunyu Zhu di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (18/9/2017).

Huaqing sendiri merupakan perusahaan yang sudah berpengalaman mengerjakan berbagai proyek perumahan pegawai negeri sipil dan militer, pembangkit listrik, kawasan industri, jembatan, jalan tol, pelabuhan, bandara, dan proyek infrastruktur lainnya, baik di Tiongkok maupun di luar negeri seperti di Rusia, Nigeria, Myanmar, Australia dan negara-negara lainnya.

Di Nigeria, Huaqing telah memiliki rekam jejak membangun perumahan rakyat dan pegawai negeri yang terjangkau di mana sudah dapat membangun rumah dengan luas 84 m2 sampai 120 m2 dengan biaya mulai dari 2.000 dolar AS sampai 30.000 dolar AS dengan menggunakan sistem yang diklaim lebih kuat yakni tahan api dan tahan gempa.

Di Asia Tenggara sendiri, Huaqing sedang membangun pembangkit listrik dengan kapasitas cukup tinggi dengan nilai investasi juga cukup besar antara lain di Myanmar dan Thailand. Perusahaan tersebut juga telah melakukan konstruktuksi residensial di Afrika Selatan, Pakistan dan Srilanka. Selain itu, di Selandia Baru, Huaqing telah melakukan proyek konstruksi senilai 570 juta dolar AS.

Wismana berharap, penandatanganan nota kesepahaman tersebut dapat meningkatkan kemampuan jejaring dan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, serta pelaku bisnis dari kedua belah negara khususnya di sektor perumahan, infrastruktur dan industri strategis.

Ia juga berharap Huaqing nantinya juga dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan rekanan dalam negeri seperti perusahaan konstruksi, lembaga keuangan pembiayaan infrastruktur dan perusahaan swasta lainnya. Wismana berharap padanya transfer pengalaman, pengetahuan, modal dan teknologi antarkedua negara.

"Saya akan terus memantau perkembangan pasca penandatanganan ini. Sekali lagi saya menegaskan komitmen realisasi MoU adalah hal yang sangat penting. Tanpa komitmen, realisasi pemerintah RI dalam hal ini Bappenas, tidak akan segan-segan mencabut MoU ini," ujar Wismana. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: