Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yuk, Belajar Bisnis Kaos di C59 Bandung

Yuk, Belajar Bisnis Kaos di C59 Bandung Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

?Untuk orang Indonesia yang mau membagikan ilmunya itu, saya rasa masih sedikit,? begitu perkataan singkat Owner sekaligus Founder kaos C59,?Marius Widyarto ketika berbincang dengan Warta Ekonomi di Bandung, Minggu (17/9/2017).

Setelah berhasil mengembangkan pasar kaos ke berbagai negara termasuk Eropa, Bos kaos PT Caladi 59 (C59) ini ingin mewujudkan impiannya sejak 10 tahun lalu dengan berbagi pengalaman bisnis dengan masyarakat Indonesia bagian timur yaitu Bintuni, Papua.

Hal itu sesuai dengan visi dari PT Caladi 59 yang ingin mengispirasi banyak orang. Mas Wiwied, begitu sapaan?Marius Widyarto?menilai bahwa biaya pendidikan di Indonesia masih terbilang mahal sehingga ia ingin berbagi ilmu dengan warga Papua.

?Kalau sekarang lebih unik, sesuai dengan cita-cita saya 10 tahun yang lalu yaitu bagaimana?C59?ini bisa menginspirasi banyak orang. Sementara kalau lihat pendidikan masih mahal. Saya ingin mengembangkan masyarakat di Papua untuk berbisnis kaos. Setelah memiliki usaha sendiri maka bisa menjadi partner?C59,?papar Wiwied

Penggemar motor Harley Davidson ini menilai, Indonesia Timur khususnya Papua memiliki potensi tersendiri. Gayung pun bersambut, atas bantuan ?perusahaan British Petrolium (BP) melalui program CSR-nya, Wiwied memberikan pelatihan membuat kaos bagi warga Papua.

Dia melihat tidak semua warga papua bisa bekerja di BP karenanya dia berkeinginan agar ?masyarakat Papua yang tidak diterima di BP bisa menjadi bagian dari perusahaan tersebut dengan bisnis pakaian.

"Kalau British Petrolium kan kerjanya ngebor minyak, saya pikir kenapa seragam karyawannya biar orang papua saja yang ngerjain," ungkap Wiwied

Setelah dilakukan kerja sama antara C59 dan BP, sekitar 20 Warga papua itu datang ke Bandung?tepatnya ke pabrik kaos C59, untuk diberikan pelatihan selama empat bulan. Mereka membuat kaos seperti jahit, obras, desain, sablon kemudian kembali dipulangkan ke Bintuni.

Sekarang sudah masuk tahun ke dua dan sudah dibuatkan perusahaanya di sana bernama Subitu (Suku Bintuni Bersatu) dengan produksi sekitar 500 pieces per bulan.?Bahkan,?tanggal 23 Maret 2017 lalu di launching pemasaran Subitu di Sorong papua.

?Jadi produksinya di bintuni sedangkan marketnya di Sorong,? ujar Wiwied

Selain berbagi ilmu bisnis kaos dengan masyarakat Bintuni Papua, C59 juga menggulirkan wisata pabrik. Dalam program ini, masyarakat umum bisa menyaksikan langsung sekaligus menimba ilmu bisnis kaos di pabrik kaos C59.

?Makanya saya punya program wisata pabrik
Gimana caranya orang datang ke sini lihat pabrik saya. Sehingga mereka tahu bagaimaa proses produksinya,? tutur Wiwied

Lalu bagaimana dengan para pelaku UKM pemula dan entrepreneur muda yang ingin menggeluti bisnis kaos? Penggemar warna kuning ini pun menawarkan bukan hanya bagi pemula bisnis atau enterpreuneur muda bahkan pensiunan pun bisa menimba ilmu langsung dengannya seandainya mereka ingin menjadi pengusaha kaos.

Wiwied menambahkan dalam bisnis kaos terdapat spesifikasi tertentu spesialisasi jahit, sablon, desain dan sebagainya. Sehingga bagi yang tertarik menjalankan bisnis kaos bisa memilih sesuai dengan minat dan kemampuannya masing-masing.?

"Ternyata spesialisasi tukang kaos itu banyak banget,misalnya apa mau jadi tukang jahit saja, karena mencari tukang jahit itu kata saya mah, jauh lebih sulit dibanding mencari sarjana. Tuh lihat banyak sarjana yang nganggur, tukang jahit mah engga ada yang nganggur, apalagi mau deket lebaran," pungkasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: