Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Serahkan 1,15 Ton Bibit Bawang Merah untuk Klaster Balikpapan

BI Serahkan 1,15 Ton Bibit Bawang Merah untuk Klaster Balikpapan Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Balikpapan -
Bank Indonesia (BI) menyerahkan sarana produksi berupa 1,15 ton bibit umbi bawang merah untuk pelaku klaster di kota Balikpapan dan kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (19/9/2017). Bibit bawang merah yang diserahkan bersertifikasi Varietas Bima Brebes berlabel ungu.
Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) BI Balikpapan, Suharman Tabrani mengatakan, penyerahan bibit umbi bawang merah itu merupakan kelanjutan dari Nota Kerjasama Pengembangan Klaster Bawang Merah dengan Pemkot Balikpapan dan Pemkab Penajam Paser Utara.
"Pengembangan klaster bawang merah ini untuk pengendalian inflasi daerah," ucap Suharman yang menjelaskan pengembangan dilakukan dari hulu ke hilir dengan bantuan dari dinas terkait di kedua daerah.
"Dinas terkait nantinya melakukan pembinaan dan pendampingan sejak awal atau saat proses produksi hingga akhirnya dilempar ke pasaran," terangnya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga kedua daerah bisa mandiri dalam pemenuhan bawang merah. "Masalahnya petani kita sangat ketergantungan petani terhadap ketersedian bibit dari luar daerah," sebut Suharman.
Dengan adanya kontinuitas produksi bawang merah, baik untuk konsumsi maupun bibit, diharapkan mampu menstimulus petani lokal agar mampu mengembangkan komoditas tersebut. Sehingga, menjadi salah satu komponen pengendali inflasi.
"Program ini dilakukan secara multiyear atau tahun jamak dan BI sudah membawa 10 petani untuk belajar ke pusat pelatihan budidaya bawang merah di Brebes sekaligus pelaksanaan program pendampingan," jelasnya.
Pembangunan gudang penangkaran bibit bawang merah juga tengah dilakukan agar petani tidak tergantung bibit dari luar daerah. Petani juga diminta menandatangani komitmen wajib menyisihkan 50 persen hasil panen ke daerahnya masing-masing.
"Itu agar menjadi media transformasi budaya atau kebiasaan bagi pelaku klaster dalam meningkatkan kapasitas dari pembudidayaan menjadi penagkar bibit di daerahnya," tutup Suharman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: