Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PM Bangladesh: Myanmar Harus Ambil Kembali Warga Rohingya

PM Bangladesh: Myanmar Harus Ambil Kembali Warga Rohingya Kredit Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sheikh Hasina selaku Perdana Menteri Bangladesh telah mengeluarkan sebuah seruan baru untuk Myanmar yakni imbauan untuk menarik kembali sekitar 420.000 Muslim Rohingya yang telah melarikan diri dari kekerasan di negara yang didominasi oleh agama Buddha.

?Hasina, yang berbicara dengan aktivis Bangladesh di New York di mana dirinya menghadiri Majelis Umum PBB, juga menyerukan tekanan internasional yang lebih besar terhadap Myanmar mengenai krisis baru yang telah berlangsung dalam tiga minggu terakhir,? ujar laporan media.

"Kami telah mengatakan kepada otoritas Myanmar bahwa mereka adalah warga negara Anda, Anda harus membawa mereka kembali, dengan aman, memberi mereka tempat berlindung, tidak boleh ada penindasan dan penyiksaan," tuturnya pada sebuah pertemuan Selasa malam di New York.

Perdana menteri mengatakan Bangladesh melakukan upaya diplomatik untuk meyakinkan Myanmar untuk mengambil kembali para pengungsi tersebut.

"Tapi pemerintah Myanmar tidak menanggapi seruan tersebut. Sebaliknya, Myanmar meletakkan ranjau darat di sepanjang perbatasan untuk menghentikan kembalinya Rohingya ke tanah air mereka," ujarnya.

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan dalam sebuah pidato beberapa jam sebelumnya bahwa negara tersebut akan mengambil kembali pengungsi yang telah diverifikasi. Myanmar menganggap migran ilegal Rohingya dari Bangladesh dan menolak kewarganegaraan mereka, meskipun banyak telah tinggal di sana selama beberapa dekade.

Pada pertemuan negara-negara Islam di sela-sela majelis PBB, Hasina mengatakan bahwa Yangon menjadi ujung tombak sebuah kampanye propaganda yang disponsori negara untuk memanggil orang Bengali Rohingya menambahkan bahwa mereka harus diberi kewarganegaraan Myanmar.

Hasina mencari "bantuan kemanusiaan yang mendesak" dari negara-negara Muslim untuk mengatasi masuknya Rohingya yang telah melarikan diri dari apa yang dia sebut sebagai "pembersihan etnis", kantor berita negara BSS melaporkan.

"Ini adalah malapetaka manusia yang tak tertahankan, saya telah mengunjungi mereka dan mendengarkan cerita tentang penderitaan serius mereka, terutama wanita dan anak-anak," ujarnya.

"Saya ingin anda semua datang ke Bangladesh dan mendengar kabar tentang kekejaman di Myanmar," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (20/9/2017).

Sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, Bangladesh mendapat pujian internasional karena telah membuka pintu bagi orang-orang Rohingya, beberapa agen bantuan memperingatkan adanya krisis kemanusiaan yang terus berlanjut karena pihak berwenang berjuang untuk menyediakan fasilitas umum bagi pendatang baru.

Sebanyak 420.000 orang sekarang di tempat penampungan darurat di sekitar kota perbatasan Cox's Bazar dan telah bertambah sekitar 300.000 orang Rohingya yang pindah ke kamp-kamp di wilayah tersebut menyusul gelombang kekerasan sebelumnya di Myanmar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: