Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rachmat Saleh: Gubernur BI yang Legendaris

Rachmat Saleh: Gubernur BI yang Legendaris Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Depok -

Mantan Gubernur Bank Indonesia Rachmat Saleh dikenal oleh kolega dan teman-teman dekat sebagai sosok pekerja keras, berintegritas, jujur, dan berwibawa. Sebagai seorang pemimpin, ia dikenal memiliki kemampuan manajerial yang tinggi, visioner, dan rendah hati.

Pria kelahiran Surabaya ini?menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) pada tahun 1955. Setelah menamatkan pendidikan di FEUI, Rachmat segera mengawali karier di Bank Indonesia sebagai staf umum bagian ekonomi statistik pada tahun 1956.

Walaupun masih menempati posisi sebagai staf, ia mulai menarik perhatian atasan-atasannya karena kemampuan yang tinggi. Hanya selang setahun, yakni pada tahun 1957 Rachmat memperoleh peluang emas untuk makin mengasah kemampuan ketika sempat menjalani penempatan di Reserve Bank of India. Kepercayaan atasannya akan kemampuan Rachmat makin terlihat ketika pada tahun 1958 ia dipercaya sebagai wakil sementara perwakilan BI di Amerika Serikat.

Pada tahun yang sama, pria kelahiran?1 Mei 1930 ini juga ditugaskan untuk membantu perwakilan RI di Amsterdam, Belanda. Pada tahun 1960 ia diangkat sebagai Pejabat Kepala Bagian Ekonomi Statistik BI. Pada tahun yang sama pula ia menjadi Kepala Bagian Koperasi merangkap Kepala Bagian Riset BI.

Kariernya makin cemerlang ketika ia menduduki berbagai jabatan direktur muda pada periode 1961 hingga 1964. Pada tahun 1964 ia menempati posisi sebagai direktur penuh, yaitu sebagai Direktur BI. Posisi Direktur BI ini tidak lama dipegang karena setahun kemudian ia diangkat sebagai Pembantu Menteri Urusan?Bank Sentral. Tanda-tanda bahwa beliau?akan mencapai posisi pucuk pimpinan BI mulai terlihat ketika pada tahun 1966 diangkat sebagai Gubernur Pengganti BI.

Akhirnya, pada tahun 1973 ia diangkat sebagai orang pertama di Bank Indonesia, yaitu ketika diangkat oleh Presiden Soeharto. Jabatan sebagai Gubernur BI kemudian diemban selama dua periode hingga tahun 1983. Pengakuan akan kepiawaiannya dalam memimpin BI juga menyebabkan dirinya diangkat pula sebagai Governor?pada World Bank dan sebagai Alternate Governor di IMF, di Asian Development Bank (ADB), dan Islamic Development Bank (IDB).

Sepanjang sejarah BI mungkin dapat dikatakan bahwa hanya Rachmat Saleh yang pernah menduduki berbagai jabatan yang prestisius pada berbagai institusi kenamaan tersebut secara bersamaan. Ia merupakan Gubernur BI yang benar-benar memulai karier dari?bawah. Tentu tidaklah mengherankan bahwa Rachmat benar-benar mampu memahami karakteristik BI dan sosoknya melegenda.

Sebagai Gubernur BI yang membangun karier dari bawah, Rachmat sangat memahami peranan BI yang tidak hanya mengelola uang beredar, mengendalikan tingkat inflasi, dan berbagai indikator perbankan lain, namun juga memikirkan manfaat bagi pengelola dan pengguna bank.

Oleh karena itu, Menteri Perdagangan periode 1983 hingga 1988 ini mendirikan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) yang dipergunakan pula sebagai wahana untuk membangun SDM di BI dan melahirkan bankir-bankir profesional.

LPPI sendiri?sebelumnya merupakan kelanjutan pengembangan Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) yang pendiriannya didukung oleh BNI, BRI,?Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Bumi Daya, BTN, dan Perbanas.

Untuk mendorong kemunculan pengusaha-pengusaha muda pada saat itu, BI mengatur agar perbankan menawarkan Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMMP).?Ia menyadari bahwa membangun sebuah bank berarti termasuk pula membina para nasabah?termasuk para pengusaha kecil.

Langkah-langkah yang dilakukannya tersebut merupakan upaya Rachmat Saleh untuk mendorong tercapainya keadilan berusaha dengan membantu para pengusaha kecil dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang.

Berkontribusi Maksimal

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan berbagai kebijakan yang dirumuskan Rachmat Saleh?saat menjabat sebagai Gubernur BI memberikan suasana kondusif dan berkontribusi optimal dalam berbagai dinamika perekonomian nasional saat itu.

"Beliau benar-benar memahami apa yang perlu dilakukan serta berani melangkah untuk mencapai tujuan dan mewujudkan visi yang diyakininya akan membawa manfaat besar bagi negara," katanya pada peringatan Dies Natalis FEB Universitas Indonesia ke-67 tahun di Depok, Jawa Barat, Selasa (20/9/2017).

Agus mengatakan pemikiran Rachmat yang visioner tidak hanya diimplementasikan di BI saja. Kapabilitas industri di sektor keuangan khususnya sektor perbankan, imbuhnya, juga dibentuk dan dikembangkan melalui pendirian lembaga pendidikan yang menghasilkan bankir-bankir profesional agar perbankan mampu berperan lebih besar dalam pembangunan nasional.

"Dalam pandangan kami, beliau memiliki pemikiran visioner yang senantiasa melandasi setiap langkah dan tindakannya. Beliau tidak hanya berupaya memberikan makna yang dalam untuk kejayaan Indonesia, namun juga berikhtiar mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul," pungkasnya.

Dalam peringatan Dies Natalis FEB Universitas Indonesia ke-67 Rachmat Saleh menerima penghargaan Wiraprakasa Adhitama dari?FEB UI.

Wiraprakasa Adhitama merupakan bentuk penghargaan yang diberikan oleh FEB UI kepada para alumni yang telah mengharumkan nama FEB UI melalui berbagai terobosan pemikiran, tindakan, maupun kebijakan yang dilakukan secara konsisten sehingga memberikan dampak nyata bagi perkembangan dan kemajuan perekonomian dan bisnis Indonesia.

Baca Juga: Bali Dukung Wacana Konser Artis Internasional di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: