Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensos Luncurkan Pusat Pengembangan Literasi LP3M UNEJ

Mensos Luncurkan Pusat Pengembangan Literasi LP3M UNEJ Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jember -

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meluncurkan Pusat Pengembangan Literasi, serta Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Jumat (22/9/2017).

"Kami minta agar Pusat Pengembangan Literasi Unej tidak hanya mengajarkan literasi keaksaraan fungsional saja, namun juga menjangkau literasi keuangan inklusi," kata Khofifah di Gedung Soetardjo Unej di Jember.

Pada 2018, lanjut dia, semakin banyak program bantuan sosial dari Kementerian Sosial yang akan menggunakan sistem keluangan inklusi, sehingga seluruh penerima program beras sejahtera (rastra) akan menjadi penerima bantuan pangan.

"Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran sudah keluar, sehingga tahun depan sebanyak 10 juta penerima rastra akan terkonversi menjadi penerima bantuan pangan secara nontunai seperti penerima bantuan program keluarga harapan (PKH)," tuturnya.

Kemudian untuk Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas, Mensos mengatakan ada enam penyebab terjadinya diskriminasi dan stigma yakni kemiskinan, keterlantaran, disabilitas, tuna sosial, korban bencana alam, korban kekerasan, dan keterpencilan.

"Untuk itu, butuh sinergi semua pihak untuk mewujudkan masyarakat inklusif karena saat ini ada sekitar 1,6 juta anak difabel, namun baru 159.000 yang sudah menikmati sekolah, sehingga tidak sampai 10 persen dan peran perguruan tinggi seperti Universitas Jember sangat diharapkan," katanya.

Khofifah juga meminta masyarakat untuk melakukan tiga hal untuk mendukung terwujudnya kota inklusi yakni menghentikan diskriminasi, menyiapkan lingkungan yang inklusif, dan menjadi pelopor yang peduli terhadap kaum penyandang disabilitas.

Sementara Bupati Jember Faida berharap agar Pusat Pengembangan Literasi LP3M Unej dapat membantu pekerjaan rumah pemerintah kabupaten untuk mengatasi angka buta aksara di Kabupaten Jember.

"Kami berharap Pusat Konseling jadi tandem Pemkab Jember memberdayakan difabel karena pemerintah daerah sudah merintis dengan adanya peraturan daerah (Perda) Difabel," tuturnya.

Berdasarkan data Kemensos, jumlah sekolah inklusif di Indonesia sebanyak 31.724 sekolah yang terdiri dari 23.195 SD, 5.660 SMP dan 2.869 SMA, untuk itu Mensos dan Bupati Jember minta Unej untuk mencetak guru yang paham akan kebutuhan siswa difabel agar semakin banyak sekolah inklusif.

Rektor Universitas Jember M. Hasan mengatakan peluncuran Pusat Pengembangan Literasi, serta Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas diharapkan memberi manfaat nyata bagi masyarakat di wilayah Besuki Raya.

"Unej sendiri berusaha memberikan fasilitas bagi mahasiswa difable, khusunya di gedung baru yang dibangun, sedangkan untuk gedung-gedung lama mmg masih belum sepenuhnya ramah difabel," katanya.

Ketua LP3M Universitas Jember Dr Akhmad Taufiq mengatakan tujuan utama dibentuk nya Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas adalah memberikan layanan kepada mahasiswa dan masyarakat terkait dengan masalah-masalah kehidupan yang dihadapi baik itu menyangkut problem psikologisnya, maupun persoalan keterbatasan dan perbedaan potensi, serta kapasitas yang dimiliki sivitas akademika Unej dan masyarakat.

"Oleh karena itu, Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas, serta Pusat Pengembangan Literasi tersebut sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi LP3M Unej yang penting dilakukan dan dioptimalkan," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: