Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bandara Bali Tak Terpengaruh Status Gunung Agung

Bandara Bali Tak Terpengaruh Status Gunung Agung Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Denpasar -

Pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menyatakan penerbangan di bandara setempat tidak terpengaruh dengan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Agung yang telah menjadi level awas.

"Sampai saat ini penerbangan masih normal," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Sabtu (23/9/2017).

Pihaknya menjalin komunikasi intensif dengan instansi terkait untuk memantau kondisi terakhir setelah peningkatan status aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.

Pihaknya telah menyiapkan antisipasi apabila wilayah udara ternyata tidak aman, terutama menyangkut penanganan calon penumpang dan pesawat udara.

Senada dengan Arie, General Manajer Air Navigasi Denpasar Eko Setiawan mengatakan operasional penerbangan dari dan ke Bali masih tetep berjalan lancar.

"Sampai pagi ini jam 08.05 Wita operasional penerbangan dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai berjalan normal," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani menyatakan status Gunung Agung di Karangasem naik dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) terhitung mulai Jumat (22/9) pukul 20.30 Wita.

"Melihat perkembangan kondisi terakhir Gunung Agung, yang apinya sudah tinggi dan peningkatan kegempaannya juga sangat luar biasa, maka kita tingkatkan statusnya dari Siaga atau Level III menjadi Awas atau Level IV," katanya.

Dengan peningkatan status itu maka wilayah steril yang semula untuk radius enam kilometer dari puncak gunung itu diperluas menjadi radius sembilan kilometer, lalu ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya.

Ribuan masyarakat yang bermukim di sekitar kaki gunung tertinggi di Bali itu kemudian mengungsi yang sebelumnya dilakukan secara mandiri bertahap sejak level waspada sedikitnya di 50 titik pengungsian tersebar di Kabupaten Buleleng, Klungkung, dan Karangasem. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: