Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Chatham House: Bangladesh Tak Mampu Hadapi Krisis Rohingya Sendirian!

Chatham House: Bangladesh Tak Mampu Hadapi Krisis Rohingya Sendirian! Kredit Foto: Reuters/Danish Siddiqui
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ratusan orang terus melintasi perbatasan ke Bangladesh satu bulan sejak dimulainya krisis Rohingya di negara bagian Rakhine di Myanmar dimana penggerebekan oleh para pejuang Rohingya memicu sebuah tindakan keras dari militer Myanmar.

Bangladesh sejak 25 Agustus menghadapi tugas ganda yang berat yaitu menjaga 430.000 orang celaka dan juga mencoba meyakinkan Myanmar untuk membawa mereka kembali. Paling sedikit 240.000 di antaranya adalah anak-anak.

Arus kedatangan pengungsi bertambah sekitar 300.000 etnis Rohingya yang sudah berada di kamp-kamp di sekitar kota Cox's Bazar di Bangladesh.

Perdana Menteri Sheikh Hasina telah mendapat pujian dari banyak pihak karena membuka perbatasan Bangladesh dalam sebuah krisis kemanusiaan yang menyedihkan, namun, para diplomat dan ahli mengatakan, dirinya tidak dapat mengharapkan banyak bantuan internasional dalam kampanye keduanya.

Mereka juga memperingatkan, sambutan hangat Bangladesh sejauh ini bisa dengan mudah mendingin jika solusi tidak ditemukan.

"Bangladesh tidak dapat menghadapi krisis ini sendirian," ujar Champa Patel, kepala Program Asia di lembaga urusan internasional Chatham House di London, kepada kantor berita AFP.

"Bangladesh telah padat penduduknya, notabene mereka juga masih di ambang garis kemiskinan dan sudah menjadi tempat komunitas Rohingya yang tergabung secara historis. Meski saat ini Bangladesh ramah, hal tersebut dapat berubah jika situasinya menjadi berlarut-larut tanpa akhir yang jelas terlihat," pungkasnya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Senin (25/9/2017).

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: