Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI NTB Dorong Petani Agar Kreatif Dalam Manfaatkan Komoditas Aren

BI NTB Dorong Petani Agar Kreatif Dalam Manfaatkan Komoditas Aren Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Mataram -

Kantor Perwakilan BI Nusa Tenggara Barat meningkatkan kemampuan para petani di wilayah Kabupaten Lombok Barat dalam rangka memanfaatkan air nira yang dihasilkan dari pohon aren menjadi berbagai produk bernilai ekonomi.

"Air nira dari pohon aren tidak saja bisa menjadi minuman segar dan gula merah, tetapi bisa menjadi berbagai jenis produk turunan bernilai ekonomi," ungkap Prijono selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Rabu (27/9/2017).

Agar petani mampu menciptakan produk turunan, pihaknya sudah mengirim 11 petani dari tiga kelompok tani dari Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat untuk belajar di Garut, Jawa Barat.

Pengiriman petani dalam rangka peningkatan kemampuan mengolah air nira tersebut sebagai tindaklanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pengembangan gula aren dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

BI, lanjut Prijono, memberi perhatian terhadap salah satu plasma nutfah di Pulau Lombok itu karena potensinya yang relatif besar. Dari potensi itu, hampir 95 persen air nira yang dihasilkan masih diolah dalam bentuk gula batok dan gula bumbung. Sisanya masih dijual dalam bentuk air nira segar.

"Melihat kondisi tersebut, BI bersama Pemkab Lombok Barat berinisiatif meningkatkan nilai ekonomi dari produksi air nira yang sudah ada. Salah satu caranya dengan meningkatkan produksi produk turunan air nira, seperti gula aren semut," ujarnya.

Menurutnya, Kabupaten Garut dipilih sebagai tujuan belajar bagi para petani aren di Kabupaten Lombok Barat karena di daerah tersebut cukup banyak kelompok tani yang berhasil mengolah produk turunan air nira menjadi gula semut.

Salah satu kelompok tani yang dituju telah mengolah gula aren batok menjadi gula aren semut dengan bantuan mesin pengolahan. Namun, tetap melakukan pembibitan pohon aren demi menjaga kebutuhan produksi jangka panjang.

Para petani yang dikirim memperoleh pengetahuan tentang pemanfaatan air nira mulai dari hulu (penananman pohon) hingga aspek hilir (pemasaran produk). Menurut Prijono, salah satu aspek penting agar produk turunan air nira dapat dipasarkan hingga pasar modern adalah dengan penciptaan inovasi produk yang terus menerus.

"Aspek pengemasan produk juga perlu diperhatikan. Produk harus dikemas dengan menarik sehingga diminati oleh toko oleh-oleh dan pasar modern," ucapnya.

Manajer Pengembangan UMKM BI NTB Ni Nyoman Sariani berharap agar pengembangan produk gula aren di Kabupaten Lombok Barat dapat memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat lokal.

Mengacu ke "roadmap" pengembangan klaster gula aren, lanjut dia, dalam jangka panjang program ini diharapkan dapat pula mendukung pariwisata NTB melalui penyediaan oleh-oleh yang berkualitas bagi wisatawan.

"Produk turunan yang dihasilkan, seperti gula batok, gula briket, gula semut, dan gula cair, juga diharapkan dapat berorientasi ekspor sehingga dapat berdampak maksimal terhadap perekonomian lokal," ujarnya.

Selain permasalahan ekonomi, Bank Indonesia juga berharap program pengembangan gula aren dapat menjadi solusi permasalahan sosial agar masyarakat tidak menyalahgunakan air nira yang diolah sebagai minuman keras tradisional (tuak). (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: