Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

50 Rohingya Hilang Pasca Terbaliknya Kapal Pengungsi

50 Rohingya Hilang Pasca Terbaliknya Kapal Pengungsi Kredit Foto: Antara/Mohammad Ponir Hossain
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lebih dari 50 pengungsi Rohingya dari Myanmar hilang setelah kapal mereka terbalik, dengan 20 orang tewas, Kepolisian Bangladesh mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (29/9/2017), karena lonjakan baru dalam jumlah yang berhasil melarikan diri dari sebuah kampanye militer Myanmar mencapai total lebih dari setengah juta orang.

Para pengungsi tenggelam di laut lepas di Bangladesh pada hari Kamis malam, sementara di New York, Duta Besar A.S. untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley meminta negara-negara untuk menangguhkan pemberian senjata ke Myanmar atas kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat menyerukan hukuman atas militer Myanmar, namun dia berhenti mengancam untuk mengajukan kembali sanksi A.S. yang diskors di bawah pemerintahan Obama.

Myanmar yang mayoritas warganya beragama Buddha menolak tudingan pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan dan telah mengecam pelanggaran hak asasi manusia. Militernya melancarkan sweeping dalam menanggapi serangan terkoordinasi terhadap pasukan keamanan oleh gerilyawan Rohingya di utara Negara Bagian Rakhine pada 25 Agustus.

Pengungsi yang tiba di Myanmar telah menceritakan serangan dan aksi pembakaran oleh tentara dan juga warga Budha yang bertujuan mengusir Rohingya.

Pejabat perbatasan Bangladesh mengatakan lebih banyak pengungsi telah tiba selama satu atau dua hari terakhir setelah jumlah tersebut sepertinya dilepas. Kelompok bantuan mengatakan bahwa 502.000 pengungsi telah tiba di Bangladesh sejak akhir Agustus.

"Itu berhenti untuk sementara tapi mereka sudah mulai datang lagi," Kolonel Anisul Haque, kepala penjaga perbatasan Bangladesh di kota Teknaf, mengatakan kepada Reuters, dan menambahkan bahwa sekitar 1.000 orang telah mendarat di titik kedatangan utama di pantai Bangladesh pada hari Kamis, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (29/9/2017).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: