Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Makin Terjaga Jelang Tahun Politik

Inflasi Makin Terjaga Jelang Tahun Politik Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution mengungkapkan bahwa inflasi akan akan makin stabil dan terjaga di tahun 2018. Pasalnya pada tahun tersebut Indonesia siap memasuki tahun politik yakni pemilihan Umum Presiden RI pada 2019.

Damhuri mengatakan stabilnya inflasi mendekati tahun politik ini karena inflasi bisa menjadi bahan kampanye bagi para calon presiden nantinya. Oleh sebab itu, pemerintah diprediksi akan berupaya menjaga inflasi lebih rendah lagi.

"Jadi tahun depan itu kan sudah mendekati tahun politik, saya fikir tidak akan ada naik-naikkan harga, bisa repot urusannya, jadi inflasi lebih terjaga," kata Damhuri dalam Economic and Banking Outlook di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Damhuri mencontohkan, saat ini ada beberapa kebutuhan yang harganya urung dinaikkan sesuai rencana, seperti salah satunya kenaikan listrik 450 VA. Rencananya, pemerintah akan menaikkan tarif listrik 450 VA secara bertahap yaitu bulan Juli, September dan November. Namun semua rencana ini belum juga dilaksanakan demi menjaga daya beli masyarakat.

"RAPBN 2018 menunjukkan tidak ada rencana pemerintah menaikkan administered prices pada tahun 2018 dan dampak kenaikan administered price yg dilakukan pemerintah pada 2017 akan hilang di tahun 2018, sehingga inflasi akan turun signifikan," jelasnya.

Dengan berbagai kemungkinan, untuk 2018, Damhuri memperkirakan inflasi akan terjaga di antara 2,5-3,5 persen. Tidak hanya itu, mendekati tahun politik, sisi posotif lainnya adalah masuknya arus modal yang lebih banyak dibandingkan tahun-tahun reguler.

"Semakin dekat tahun Pilpres itu biasanya arus modal akan jor-joran. Ini akan berdampak positif bagi nilai tukar rupiah kita dan ekonomi nasional secara umumnya," tuturnya.

Damhuri memperkirakan tahun depan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih kembali berlanjut. Salah satu indikatornya adalah saat ini nilai tukar rupiah masih undervalued dibandingkan dengan nilai fundamentalnya sekitar Rp12.500-13.000 per dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: