Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis: Pelaku Pasar Tunggu Perbaikan Kinerja Setelah TAXI Lakukan PHK

Analis: Pelaku Pasar Tunggu Perbaikan Kinerja Setelah TAXI Lakukan PHK Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja emiten-emiten taksi konvensional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini tertekan dengan hadirnya taksi online. PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) hingga semester pertama tahun ini mengalami penurunan pendapatan hingga 57 persen menjadi Rp158,73 miliar dibandingkan semester pertama 2016 sebesar Rp374,06 miliar.

Parahnya lagi, TAXI harus memikul rugi sebesar Rp133,11 miliar di semester pertama tahun ini meski pada periode yang sama tahun lalu pun perseroan telah membukukan rugi sebesar Rp42,89 miliar.

Hal tersebut pun membuat TAXI harus melakukan efisiensi dan penyesuaian jumlah karyawan dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini telah melakukan PHK kepada sebanyak 400 karyawan.?

Selain itu, guna melunasi pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp500 miliar, perseroan pun berencana untuk menjual aset tanah yang dimilikinya seluas 14,5 ha.

Analis First Asia Capital, David Sutyanto mengungkapkan jika keputusan yang diambil TAXI untuk melakukan efisiensi dengan cara mengurangi jumlah karyawan kemungkinan akan membuat beban operasional perusahaan lebih ramping.

"Merak sudah jual aset dan juga PHK kaeryawan jadi bisa lebih ramping. Saat ini kondisi bisnis taksi kionvensional memang lagi seret," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/10).

David mengatakan jika penurunan harga saham TAXI bukan dikarenakan oleh adanya PHK, tetapi lebih disebabkan karena buruknya kinerja yang dicatatkan perusahaan akhir-akhir ini.

"Bukan PHK yang buat mereka turun, tapi karena kinerja turun, persaingan bisnis makin ketat,? jelasnya.

Menurutnya, para pelaku pasar saat ini menunggu hasil dari efisiensi yang dilakukan perusahaan. Meski sementara waktu ini pelaku pasar masih cenderung akan menjauhi saham TAXI.

"Harga saham akan sesuai dengan kinerja perusahaan. Jadi, kita lihat setelah ini akan lebih baik atau tidak,? terangnya.

Namun, Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada memandang jika turunnya harga saham TAXI hari ini memang disebabkan dengan adanya PHK yang dilakukan oleh TAXI. Pasalnya, adanya PHK tersebut sangat memperlihatkan jika perusahaan saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan.?Dengan begitu, pada akhirnya para pelaku pasar memutuskan untuk menghindari saham TAXI.

"Dengan melakukan PHK itu keputusan sulit, tapi buat pelaku pasar itu sentimen negatif. Keputusan itu kelihatan kalau perusahaan kesulitan keuangan. Jadi, pelaku pasar lihat berita negatif,? jelasnya.

Reza menilai meski efisiensi telah perseroan lakukan serta ditambah dengan strategi baru untuk berfokus ke sektor pasriwisata, para pelaku pasar masih menunggu hasil dari segala upaya yang sedang dilaksanakan TAXI.

"Pelaku pasar lihat dia punya kinerja. Apakah ada imbas dengan pengurangan pegawai dan armada. Berimbas positif gak ke kinerja. Itu akan ter-resize. Untuk strategi baru, dampaknya masih belum jelas. Pelaku pasar sementara menjauhi saham Express sambil menunggu kejelasan dari Express. Kalau aku lihat belum kelihatan hasil, tapi itu bisa jadi salah satu stretegi untuk mereka bertahan,? pungkasnya.

Sekedar informasi, saat ini saham TAXI berada di level Rp54 per saham turun 4 poin atau 6,09% dibandingkan penutupan jumat lalu yang sebesar Rp58 per saham. Harga saham TAXI ini juga menjadi yang terendah sepanjang sejarah. Padahal, ketika pertama kali masuk ke pasar modal, saham TAXI berada di harga Rp590 per saham. Malah, saham TAXI sempat menyentuh level tertingginya di posisi Rp1.780 pada 10 Februari 2014. Namun, setelah itu harga saham TAXI terus merosot.

Buruknya kinerja karena persaingan bisnis antar-taksi konvesional yang ketat menjadi salah satu katalis yang memperburuk kinerja saham perseroan. Yang kemudian diperparah dengan kehadiran taksi online yang berbasis aplikasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: