Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Dukung Korporatisasi Pertanian di Tasikmalaya

BRI Dukung Korporatisasi Pertanian di Tasikmalaya Kredit Foto: Gito Adiputro Wiratno
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turut berupaya mendorong penerapan pengelolaan pertanian secara korporat (Korporatisasi Pertanian).Sebagai bank BUMN dengan jaringan terbesar di Indonesia, perseroan telah mampu menghubungkan kebijakan pemerintahan pusat dengan daerah.

Dengan mengambil lokasi pilot project Korporatisasi Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya telah dibentuk dan ditandatangani bersama Akta Pendirian PT. Mitra BUMDes Bersama CISUKA. Terdapat 6 pihak yang melakukan penyertaan modal, yaitu PT. Mitra BUMDes Nusantara sebagai pemegang saham mayoritas, serta BUMDes Bersama Kecamatan Cisayong, BUMDes Bersama Kecamatan Sukaratu, BUMDes Bersama Kecamatan Sukahening, Koperasi Gapoktan, dan Gapoktan.

Pendirian PT. MBB CISUKA ini mendapatkan sambutan yang baik dari berbagai pihak dan memberi harapan baru untuk mendorong kemajuan pertanian dan ekonomi desa di Kabupaten Tasikmalaya. Sebagai salah satu BUMN yang mendapatkan penugasan dari Menteri BUMN untuk mendorong Korporatisasi Petani di Kabupaten Tasikmalaya, BRI telah terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mempersiapkan implementasi Korporatisasi Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya mulai dari kegiatan survei lahan dan petani, sosialisasi hingga pembentukan kelembagaannya.

PT. MBB CISUKA dbentuk sebagai pelaksana Korporatisasi Pertanian dengan harapan dapat menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang unggul, sumber daya manusia yang profesional dan didukung oleh permodalan, sarana prasarana, teknologi yang lebih baik dan adanya kepastian pasar. Dengan mendapatkan dukungan dari para stakeholders meliputi antara lain BUMN, Kementerian Desa PDTT, Kementerian Pertanian, organisasi masyarakat desa dan tani, serta Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, diharapkan kegiatan pertanian terpadu sejak masa pratanam, tanam, panen hingga pascapanen dapat diterapkan dengan dengan lebih baik.

Lebih lanjut, salah satu standar dalam konsep Korporatisasi Pertanian ini adalah terdapatnya luas areal lahan per kluster kurang lebih 4.000 Ha. Untuk memenuhi hal ini di Kabupaten Tasikmalaya dibuat 1 kluster percontohan yang melibatkan 3 kecamatan yang berdekatan yaitu Kecamatan Cisayong, Sukaratu, dan Sukahening, dengan total luas lahan gabungan mencapai 4.511 Ha.

Standar luasan ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan produksi komoditas pangan dalam skala ekonomi yang lebih besar, sehingga petani atau kelompok tani tidak berjalan sendirian dan dapat bersinergi satu dengan yang lainnya. Selama ini komoditas pangan diproduksi para petani secara terpecah-pecah dengan luas lahan yang kecil sehingga produksi pangan tidak bisa dikelola secara lebih produktif.

Dengan adanya konsep Korporatisasi Petani, diharapkan PT. MBB CISUKA dapat mengorganisasi petani menjadi lebih efektif dan efisien serta mampu menampung dan memberikan kemanfaatan yang lebih unggul kepada petani dari hulu ke hilir dalam produksi pertanian.

Di sisi lain, peran BRI selaku pihak perbankan dan juga sebagai agent of development yang ikut peduli terhadap kesejahteraan dan kemajuan petani akan memberikan dukungan keuangan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kartu Tani kepada petani yang terlibat dalam Korporatisasi Pertanian ini dan yang telah memenuhi syarat. Di samping itu, BRI juga akan terus melakukan pendampingan bersinergi dengan pihak Pemerintah/Kementerian, Pemerintah Daerah dan lembaga pendidikan serta swasta untuk menunjang keberhasilan implementasi Korporatisasi Petani oleh PT. MBB CISUKA di Kabupaten Tasikmalaya yang diharapkan kemudian nantinya akan direplika ke daerah-daerah lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: