Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prasetiya Mulya Bentuk Branding Association

Prasetiya Mulya Bentuk Branding Association Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri?penguatan merek (branding) yang tidak hanya dilihat dari sudut pandang pemilik merek, namun juga sudut pandang konsultan merek sedang berkembang pesat baru-baru ini. Fenomena ini menciptakan kebutuhan adanya sebuah asosiasi yang dapat mengakomodir berbagai keperluan berbagi informasi dan aktualisasi informasi di dunia penguatan merek.

Asosiasi yang diharapkan dapat menjadi wadah untuk menjalin hubungan yang baik antara para pemilik merek, pengguna merek, praktisi, akademisi, peminat tema seputar merek dan pihak pemerintah. Bahkan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan yang sehat dan penumbuhan ekosistem merek di Indonesia.

Menyambut perkembangan tersebut, Universitas Prasetiya Mulya membentuk Asosiasi Branding Indonesia atau Indonesia Branding Association (IBA) yang diresmikan pembentukannya dengan penandatanganan Memorandum of Understanding/MoU?Indonesia Branding Association di Universitas Prasetiya Mulya, Kampus BSD, Selasa (10/10/2017). MoU ditandatangani oleh Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya yang diwakili Dekan Agus W.Soehadi bersama sejumlah perwakilan praktisi branding dan pelaku perusahaan yang berhubungan dengan branding, antara lain Daniel Surya (Chairman, CEO-WIR Group & Slingshot Group), Iman Camil (President Director-Unistellar VC), Ricky Afrianto (Global Marketing Director-Mayora Group), Samir Dixit (Managing Director?Brand Finance Asia Pacific), Sarita Sutedja (Founder, Head of Promotion?Cita Rasa Prima Group), dan Sutan Banuara (Director-Brand Finance Indonesia).

Menurut Agus W. Soehadi, Dekan Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya, sejak 2007 Program Studi S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya menginisiasi pendirian awal asosiasi ini. Sebagai institusi pendidikan, Prasetiya Mulya bermaksud melanjutkan diseminasi informasi terkait riset dan pengetahuan tentang branding. IBA diharapkan menjadi wadah yang dapat menjawab berbagai kebutuhan industri branding, juga menjadi sumber berbagai talenta, informasi, ajang berbagi ilmu pengetahuan bagi seluruh anggota, yang pada gilirannya dapat mengembangkan ekosistem industri branding pada umumnya.

Inisiasi IBA ini cukup mendapat respon positif pihak-pihak praktisi branding di perusahaan. Pihaknya bersama dengan para praktisi branding di perusahaan-perusahaan untuk men-develop brand-brand yang lebih bernilai sesuai dengan zamannya, mengingat kita tahu bersama kan sekarang ini lanskap bisnis di mana-mana sudah berubah, dengan era digitalisasi ini misalnya.

?Kita ingin jajaki misalnya seberapa valuasi branding saat ini di perusahaan Anda. Lalu ke depannya kita bisa juga menyelenggarakan sertifikasi-sertifikasi terkait branding yang dibuat dari kerjasama antara profesional branding di universitas dan praktisi di perusahaan?, ungkap Agus.

Dari sisi universitas, menurutnya, asosiasi IBA ini juga memberi manfaat, karena pihak akademisi menjadi tahu kebutuhan-kebutuhan profesional branding bagi perusahaan-perusahaan masa depan. Dengan demikian akan diketahui kebutuhan profesional branding bagi perusahaan itu seperti apa. Apalagi Prasetiya Mulya selalu concern dalam hal ini, karena sifat sekolah kita ini kan dual-kolaborasi antara akademisi dan dunia usaha.

Menurut Agus lagi, di banyak negara, asosiasi-asosiasi branding serupa IBA sudah bukan hal baru. Namun di Indonesia, IBA adalah asosiasi branding pertama yang pernah dibentuk. Asosiasi yang ada selama ini biasanya hanya menyangkut bidang ilmu, seperti marketing.

?Nah di sini kita lebih memfokuskan diri ke hal yang lebih spesifik,? kata Agus.

Manajer Prodi S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya, Fredy Utama menambahkan, IBA ingin memberikan kontribusi yang berarti ke pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia melalui aktivitas-aktivitas berplatform branding yang akan terjadi melalui interaksi masing-masing anggotanya. Dalam perencanaan jangka panjang ke depan, jelasnya, IBA ingin berpartisipasi dalam menjadikan Indonesia negara dengan ekonomi berbasis merek terbesar di Asia Tenggara.

Ricky Afrianto, Global Marketing Director Mayora Group, berpendapat IBA merupakan wadah yang baik agar dunia akademisi dan praktisi bisnis bisa bertemu untuk saling melengkapi. Di asosiasi itu para akademisi bisa tahu kebutuhan tenaga profesional branding itu di perusahaan seperti apa. Lalu di kalangan practicioners? kita juga gak boleh hanya bekerja berdasarkan prakteknya tapi tidak tahu teorinya.

Sarita Sutedja, Founder dan Head of Promotion Cita Rasa Prima Group, juga berpendapat asosiasi ini akan menjadi ajang pengembangan branding produk-produk Indonesia. Menurutnya IBA tempat yang baik bagi kita untuk berkumpul bersama memajukan brand-brand produk Indonesia. Terlebih lagi Cita Rasa Prima sangat concern untuk mengembangkan kuliner Indonesia jadi brand yang mendunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: