Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

NU: Ulama di Indonesia Punya Jiwa Nasionalisme Tinggi

NU: Ulama di Indonesia Punya Jiwa Nasionalisme Tinggi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Kendari -

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj mengatakan, para ulama di Indonesia memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi diiringi dengan kesadaran bahwa bangsa Indonesia telah ditakdirkan menjadi bangsa yang majemuk sehingga kita wajib menghormati kebhinnekaan dan menghargai perbedaan.

"Kita terdiri dari 700 suku, 400 bahasa, 17.500 pulau, yang ditakdirkan memiliki perbedaan dan kita wajib menerima itu. Allah menciptakan manusia dari bersuku-suku dan berbangsa, mengapa bukan jawa semua, atau cina semua, Karena perbedaan diantara makhluknya itulah bukti bahwa yang absolut hanya Allah, sedangkan makhluknya berbeda-beda," katanya, Kamis (12/10/2017).

Bangsa Indonesia kata dia, sepatutnya tidak saling memusuhi kecuali kepada mereka yang melakukan pelanggaran hukum.

"Kita tetap patut saling menghargai meski berbeda agama, suku, pilihan politik dan lain-lain, yang patut dimusuhi itu yang melanggar hukum, yang korupsi, bos judi, bos LGBT, bos narkoba, mereka musuh kita semua. Jika ada diantara kita yang ingin mengganti ideologi pancasila dengan ideologi yang lain maka kita usir dari Negara ini, suruh pindah ke negara lain," tegasnya.

Menurutnya, bahwa ideologi pancasila adalah final dan tidak perlu dipertentangkan. Ranah diskusi lebih baik mengarah pada bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai pancasila untuk mencapai tujuan bangsa yang adil, makmur, tenteram damai dan sejahtera.

Rektor IAIN Kendari, Nur Alim, mengatakan, perbedaan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, maka sepatutnya kita mengambil peran untuk menjaga kekuatan tersebut agar lebih bermanfaat demi kemajuan bangsa.

"Saya ingin tegaskan, bahwa tugas utama dari civitas akademika adalah membangun peradaban, mengintegrasikan kekuatan akademik menjadi kekuatan sosial, ekonomi dan berkontribusi dalam mempertahankan ideologi bangsa dengan mencounter paham yang akan menghancurkan bangsa kita. Kita ditakdirkan untuk menjadi bangsa yang plural, untuk itu kita tidak rela jika bangsa ini bubar karena hadirnya paham yang menolak kebhinnekaan," katanya.?(Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: