Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gapki: Kampenye Negatif Sawit Kian Masif

Gapki: Kampenye Negatif Sawit Kian Masif Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia perlu memperkuat diplomasi dan komunikasi sektor kelapa sawit di tingkat global. Kelapa sawit tidak seperti tudingan yang selama ini gencar dilakukan banyak negara Eropa dan Amerika.?

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengakui hingga saat ini? kampanye negatif terhadap kelapa sawit Indonesia masih berlangsung dan semakin masif. Kondisi ini tentu saja menghambat perkembangan komoditas strategis Indonesia ini.

"Kita perlu perkuat diplomasi dan komunikasi di level global. Dunia internasional harus lebih fair menilai kelapa sawit," kata Joko di hadapan sejumlah diplomat senior peserta program Sesparlu (Senior Diplomat Course) batch ke-57 di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, kemarin (11/10/2017).

Joko memaparkan, salah satu kampanye negatif adalah terkait isu kehutanan seperti deforestasi, keanekaragaman hayati, maupun tudingan industri sawit yang merambah lahan gambut hingga menyebabkan kebakaran hutan.

Tudingan bahwa industri sawit penyebab kebakaran hutan itu, menurut Joko, tidak benar sama sekali. Ia menunjukkan dokumentasi dan berita bahwa kebakaran hutan juga terjadi di negara lain, baik di Amerika maupun Eropa. Kebakaran-kebakaran di Amerika dan Eropa itu, menurutnya, menggambarkan bahwa negara selama ini yang sering mengatasnamakan kepentingan dunia tentang pentingnya menjaga lingkungan, ternyata mengalami kebakaran hutan juga.

"Saya memastikan bahwa sektor kelapa sawit Indonesia telah memenuhi prinsip-prinsip keberlanjutan," tegasnya.

Bahkan, kata Joko, sejak tahun 2014 pemerintah mewajibkan seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia bersertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). "Dan pemerintah saat ini sedang memperkuat ISPO agar semakin diterima di dunia internasional."

Sementara itu Associate Professor Universitas Atmajaya, Dinna Wisnu menegaskan industri kelapa sawit masih menjadi andalan ekspor Indonesia. Dinna menjelaskan bahwa para diplomat perlu diberi wawasan tentang bagaimana komoditas strategis Indonesia ini menghadapi berbagai tekanan global.

"Para diplomat tampak antusias dan mulai lebih terbuka wawasannya mengenai kelapa sawit," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: