Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perangi Fraud, OJK Minta Industri Asuransi Lakukan Hal Ini

Perangi Fraud, OJK Minta Industri Asuransi Lakukan Hal Ini Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, ketaatan manajemen perusahaan untuk menerapkan pengendalian fraud adalah salah satu faktor kunci keberhasilan dalam menangani kecurangan atau fraud di industri asuransi. Regulator menilai penanganan fraud perlu menjadi perhatian serius agar kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap industri asuransi tetap terjaga.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi mengatakan, meskipun keberhasilan dalam melawan fraud terletak pada manajemen perusahaan, tetapi kolaborasi antar-pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas penanganan fraud di industri asuransi juga penting dilakukan.

"Pemangku kepentingan tidak hanya dalam lingkup industri asuransi, tetapi juga jasa penunjang dan profesional seperti broker, akuntan, dan loss adjuster," ujar Riswinandi saat menghadiri acara Indonesia Rendezvous ke-23 di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/10/2017).

Ia mencontohkan, dalam kasus asuransi kesehatan, pemangku kepentingan juga mencangkup tertanggung dan petugas medis yang menangani tertanggung.

"Untuk itu, kami mendorong asosiasi agar dapat memimpin dan secara aktif terlibat dalam mengoptimalkan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam meningkatkan efektivitas penanganan fraud," ucapnya.

Selain itu, dalam menangani fraud, perusahaan asuransi juga harus memiliki paradigma "forward looking" karena fraud akan terus berkembang terutama sejalan dengan perkembangan sistem informasi dan teknologi (sistem IT). Menurutnya, pelaku fraud akan mencari celah-celah pengaturan untuk memanipulasi sistem.

"Perusahaan tetap perlu memperhatikan keseimbangan antara manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan inovasi IT tersebut dan potensi risiko fraud yang mungkin ditimbulkan," kata Riswinandi.

Inovasi sistem IT memang diibaratkan seperti pedang bermata dua karena inovasi IT dibutuhkan untuk lebih mengembangkan industri asuransi dan meningkatkan inklusi keuangan di bidang asuransi. "Namun di sisi lain, potensi risiko fraud akan semakin tinggi apabila sistem IT yang ada tidak dikelola dengan manajemen risiko yang memadai," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: