Schroder Nilai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Terdorong Daya Beli

PT Schroder Investment Management Indonesia memandang jika pada tahun depan pertumbuhan ekonomi di tanah air akan ditopang oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi.

Head of Intermediary Business Schroders Indonesia Teddy Oetomo mengungkapkan daya beli masyarakat akan menguat lantaran meningkatnya peredaran uang menyambut tahun politik. Adapun, tahun depan akan terjadi pertarungan politik di pilkada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Kalau ada kampanye uangnya yang berputar cukup besar. Menurut data, perekonomian juga terpusat di tiga region itu, totalnya 36 persen. Sekitar 40 persen populasi Indonesia juga ada di tiga wilayah itu. Jadi, konsumsi rumah tangga akan naik tahun depan," katanya di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, biasanya satu tahun sebelum musim politik belanja pemerintah juga akan meningkat dari biasanya. Apalagi pemerintah saat ini masih menggenjot proyek-proyek strategis infrastruktur.

"Berdasarkan data satu tahun sebelum musim pemilu seperti 2013, 2008, 2003 naik. Karena biasa, sebelum keluar pemerintah ngeluarin duit bangun ini itu, berharap bisa terpilih lagi," terangnya.

Meski begitu, ada hal yang akan menjadi pemberat pertumbuhan ekonomi tahun depan, berdasarkan data historis nilai ekspor Indonesia turun sebelum tahun politik, meskipun ada faktor lainnya. Namun hal itu yang menjadi faktor pemberat pertumbuhan ekonomi.

"Kalau ekspor biasanya justu menguat setelah pemilu. Kalau daya beli dan belanja pemerintah turun setelah pemilu," jelasnya.

Schroders memprediksi pertumbuhan ekonomi 2018 sama dengan prediksi Bank Indonesia (BI) dalam rentang 5,1-5,5 persen. "Kami memprediksi sama dengan BI," tukasnya.