Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Turun, Neraca Perdagangan Masih Surplus USD1,76 Miliar

Ekspor Turun, Neraca Perdagangan Masih Surplus USD1,76 Miliar Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia sepanjang September 2017 membukukan surplus sebesar USD1,76 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat neraca perdagangan periode Januari-September surplus USD10,87 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan ditopang beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain batu bara, minyak kelapa sawit, minyak kernel, aluminium, dan minyak kedelai.

"Surplus ini masih lebih tinggi bila dibandingkan surplus bulan lalu dan meningkat 69,5% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/10/2017).?

Suhariyanto memaparkan nilai ekspor September 2017 mencapai USD14,54 miliar atau menurun 4,51% dibanding Agustus 2017. Sementara dibandingkan September 2016, ekspor meningkat 15,60%. Untuk nilai impor sepanjang September 2017 tercatat mencapai USD12,78 miliar atau turun 5,39% dibanding Agustus 2017. Namun, apabila dibandingkan September 2016 terjadi peningkatan sebesar 13,13%.?

"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-September 2017 mencapai USD123,36 miliar atau meningkat 17,36% dibanding periode yang sama 2016. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD13,10 miliar, menurun 6,09% dibanding Agustus 2017," tambahnya.

Dia melanjutkan, peningkatan terbesar ekspor nonmigas September 2017 terhadap Agustus 2017 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD182,8 juta (10,66%). Sementara penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD186,4 juta (9,06%).

"Untuk peningkatan ekspor migas, disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah dan ekspor hasil minyak. Sebaliknya, ekspor gas turun," ujarnya.

Sementara itu, pangsa ekspor nonmigas September 2017 didominasi oleh tiga negara, yaitu Tiongkok USD14,57 miliar, Amerika Serikat USD12,82 miliar, dan Jepang USD10,60 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,95%.

Untuk impor, Suhariyanto menuturkan penurunan impor September 2017 didorong oleh turunnya nilai impor migas sebesar USD76,3 juta dan nonmigas sebesar USD652,3 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: