Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singapura Stop Izinkan Mobil 'Turun' ke Jalanan

Singapura Stop Izinkan Mobil 'Turun' ke Jalanan Kredit Foto: Reuters/Via IBTimes
Warta Ekonomi, Singapura -

Singapura, salah satu tempat termahal di dunia ketika kita ingin membeli sebuah kendaraan, telah mengumumkan akan membekukan jumlah mobil pribadi di jalannya mulai tahun depan, dan pemerintah berjanji untuk memperluas akses transportasi umumnya.

?Capaian pertumbuhan untuk semua mobil penumpang dan sepeda motor akan dipotong dari 0,25% per tahun menjadi nol yang berlaku mulai Februari,? ujar Otoritas Transportasi Darat atau the Land Transport Authority (LTA), sebagaimana dikutip dari The Guardian, Selasa (24/10/2017).

Negara makmur yang berpenduduk 5,6 juta orang ini telah memaksakan kuota jumlah kendaraan yang terjual dan jumlah di jalannya, dan menghindari kemacetan lalu lintas besar yang menghantam kota-kota Asia lainnya.

Singapura membuat biaya yang cenderung mahal bagi mereka yang ingin membeli kendaraan, yang pertama-tama harus mendapatkan "sertifikat hak", berlaku selama 10 tahun dan biaya rata-rata sertifikat saat ini sekitar S$50.000 (US$37,00).

Toyota Corolla Altis, sedan lima pintu, bisa menghabiskan biaya sekitar S$111.000 di Singapura, termasuk harga sertifikatnya atau sekitar empat kali lipat harganya di AS.

Ada lebih dari 600.000 mobil pribadi di Singapura pada akhir 2016. Tidak ada jadwal yang diberikan untuk pembekuan namun jumlah kendaraan bus dan barang akan dibiarkan terus bertambah.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan perubahan tersebut Senin, LTA mengatakan 12 persen dari total luas lahan di Singapura telah diambil oleh jalan dan ada ruang terbatas untuk ekspansi.

Namun, pemerintah mengatakan akan menghabiskan $28 milyar selama lima tahun ke depan untuk memperluas dan meningkatkan sistem transportasi, termasuk metro, yang baru-baru ini menghadapi kritik atas serangkaian insiden kerusakan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: