Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal III 2017, BRI Agro Salurkan Kredit Rp9,8 Triliun

Kuartal III 2017, BRI Agro Salurkan Kredit Rp9,8 Triliun Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) membukukan penyaluran kredit sebesar Rp9,8 triliun pada kuartal III/2017. Angka tersebut meningkat 29,34% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp7,6 triliun. Dengan kondisi itu, rata-rata pertumbuhan kredit dalam kurun waktu 5 tahun meningkat rata-rata sebesar 34,08%.

Direktur Utama BRI Agro I Komang Sudiarsa mengatakan pertumbuhan kredit tersebut terutama didukung oleh ekspansi pembiayaan pada segmen ritel yang tumbuh sebesar 52,74% (yoy) menjadi Rp2,81 triliun. Begitu pula segmen menengah yang meningkat 26,44% menjadi Rp6,35 triliun.

"Segmen ritel menjadi salah satu target utama perseroan yang akan digarap lebih serius guna menjaga diversifikasi pembiayaan sekaligus membuka akses kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan pembiayaan produktif khususnya sektor agribisnis," ujar I Komang saat paparan kinerja BRI Agro Kuartal III 2017 di Jakarta, Senin (30/10/2017).

Meskipun sedikit mengalami kenaikan, BRI Agro tetap berupaya untuk menjaga kualitas kredit lebih selektif agar sehat. Tercatat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BRI Agro sebesar 3,31%, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2,8%.

"Karena kualitas kredit yang disalurkan tetap terjaga dan sehat, namun secara yoy ada pemingkatan 0,4% karena ada beberapa nasabah kami yang mismatch cash flow. Tapi, itu sudah kami restrukturisasi dan akan kembali normal di akhir tahun," paparnya.

Dari sisi penghimpunan dana, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diperoleh perseroan di kuartal III 2017 meningkat 23,56% menjadi sebesar Rp10,27 triliun. Sementara total aset perseroan tercatat sebesar Rp14,03 triliun. Angka itu tumbuh 34,32% bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang mencapai Rp10,44 triliun.

"Peningkatan total aset tersebut antara lain didukung oleh penambahan modal melalui mekanisme right issue senilai Rp1 triliun dan penerbitan obligasi I senilai Rp500 miliar pada bulan Juli 2017, sisanya dari DPK," katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: