Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Agro Alami Kenaikan Laba

BRI Agro Alami Kenaikan Laba Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) membukukan laba bersih mencapai Rp101,83 miliar, naik 24,01 persen dibandingkan periode sama tahun tahun sebelumnya Rp82,11 miliar.

Direktur Utama BRI Agro, I Komang Sudiarsa di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pertumbuhan laba bersih itu didukung oleh ekspansi pembiayaan yang tumbuh cukup tinggi serta terjaganya biaya dana yang relatif stabil, bahkan cenderung menurun.

"Dalam situasi perekonomian global yang belum kondusif saat ini, perseroan berupaya untuk tetap menjaga pertumbuhan kinerja yang baik," ujarnya.

Dalam hal ekspansi pembiayaan, ia mengemukakan bahwa perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit yang diberikan (KYD) naik 29,34 persen menjadi Rp9,838 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp7,606 triliun.

"Rata-rata pertumbuhan kredit yang diberikan dalam kurun waktu lima tahun naik 34,08 persen, di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional," katanya.

Ia memaparkan bahwa pertumbuhan itu terutama didukung oleh ekspansi pembiayaan pada segmen ritel, yakni naik sebesar 52,74 persen, begitu pula pada segmen menengah yang naik 26,44 persen.

Ia mengatakan bahwa segmen ritel menjadi salah satu target utama mereka yang akan digarap lebih serius guna menjaga penganekaragaman atau diversifikasi pembiayaan sekaligus membuka akses kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan pembiayaan produktif khususnya sektor agribisnis.

Dari sisi penghimpunan dana, I Komang Sudiarsa memaparkan bahwa total dana pihak ketiga (DPK) per akhir kuartal ketiga 2017 mencapai Rp10,27 triliun, naik 23,56 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp8,32 triliun.

Sementara itu tercatat total aset BRI Agro pada kuartal ketiga 2017 mencapai Rp14,03 triliun, naik sekitar 34,32 persen dibandingkan posisi sama tahun lalu senilai Rp10,44 triliun.

Ia menyampaikan peningkatan total aset itu diantaranya didukung oleh penambahan modal melalui mekanisme "right issue" senilai Rp1 triliun dan penerbitan obligasi I sebesar Rp500 miliar pada Juli 2017, dan juga pertumbuhan DPK.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: