Berbagai Indikator Membaik, JK Optimis Soal Ekonomi 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) hari ini (2/11/2017) menghadiri acara Breakfast Meeting yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Arya Duta, Jakarta. Acara ini mengambil tema "Prospek Ekonomi Indonesia 2018". Menurut JK, ekonomi Indonesia tahun depan akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini.

JK pun menyebutkan beberapa indikator ekonomi mulai mengisyaratkan adanya perbaikan. Salah satunya, harga-harga komoditas yang sejak pertengahan 2014 mengalami penurunan. "Namun, sejak akhir 2017 hingga awal tahun 2018 Insya Allah situasi ini akan lebih baik," katanya.??

Menurutnya, naiknya harga komoditas dikarenakan perekonomian dunia sudah mulai membaik sehingga harga batu bara dan sawit sudah lebih bagus. "Ekonomi dunia lebih baik, batu bara dekati USD100/ton, dekati lima tahun lalu. Harga sawit USD600/ton, padahal pernah jatuh USD450/ton. Artinya, penerimaan di sektor itu akan naik," kata JK.

Selain itu, harga minyak juga sudah ikut naik hingga di atas USD50/barel. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk menyebut perekonomian tidak tumbuh. "Dengan optimisme itu kita tak bisa lagi bilang tidak tumbuh. Komoditas sudah beranjak naik, harga minyak sudah kembali ke USD55/barel," ujarnya.

Dari sisi domestik, naiknya indeks kemudahan berbisnis di Indonesia di angka 72 dari 190 negara. Posisi Indonesia tersebut meningkat 19 tangga dibandingkan tahun lalu. "Sekarang berada di angka 72. Sebelumnya 3 digit, sekarang 2 digit. Jadi, ada perbaikan disitu," ucapnya.

Selain itu, bisa dilihat dari perubahan angka inflasi dari tahun ke tahun. Di Oktober 2017, tingkat inflasi berada di angka 3,07%, membaik dari Oktober 2016 yang berada di angka 3,31%. "Dulu juga bahaya sekitar 10% (inflasinya), akhirnya suku bunga naik," kata dia.