Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kredit Cenderung Turun, OJK: Gara-gara BUMN Lagi Atur Cashflow

Kredit Cenderung Turun, OJK: Gara-gara BUMN Lagi Atur Cashflow Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan perlambatan?pertumbuhan penyaluran kredit perbankan bukan?disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan faktor utama tren penurunan kredit perbankan adalah pengaturan cash flow yang dilakukan badan usaha milik negara (BUMN) sehingga membatasi utang ke perbankan. Wimboh mengatakan hal tersebut diketahui setelah dirinya melakukan korespondensi langsung dengan?para bankir.

"Beberapa bulan terakhir ternyata beberapa BUMN seperti PLN, Pertamina, dan Bulog menurunkan balance kredit-nya di bank karena realisisi utang subsidinya dari pemerintah sudah dibayar, jadi untuk mengurangi beban, kredit di perbankan sudah diturunkan," katanya di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Wimboh menambahkan?nilai kredit bisnis yang dilunasi oleh BUMN ke bank mencapai puluhan triliun sehingga?secara komposisi cukup besar.

"Penurunan itu bukan karena bank tidak memberikan lending, tetapi?karena manajemen cashflow BUMN," sebutnya.

Ia memaparkan bahwa untuk kredit yang diberikan kepada ritel dan korporasi tetap berjalan normal. Walau tak sesuai target, namun pertumbuhan kredit perbankan masih dalam kondisi sehat.

"Jadi tidak menakutkan. Jadi nothing to do dengan aktivitas ekonomi," ujarnya.

Adapun, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengakui?tren permintaan kredit dari masyarakat ke perbankan memang belum begitu menggeliat.

"Yang disampaikan target akhir tahun menjadi 7-9 persen (year on year/yoy) itu mungkin melihat kemungkinan jika 8-10 persen (yoy) tidak tercapai," kata Agus.

Agus mengatakan pihaknya belum belum secara resmi mengubah target pertumbuhan kredit untuk 2017 sebesar 8-10 persen. Namun, Agus menuturkan dengan melihat pertumbuhan selama Januari-September 2017 itu memang ada kecenderungan yang tidak seperti diharapkan.

"Ada kecenderungan mungkin tidak seperti yang kita harapkan untuk di bulan Oktober,"?pungkasnya.

Reportase: Muhamad Ihsan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: