Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pacu Akuisisi, Trada Alam Mineral Cari Dana Rp9 Triliun

Pacu Akuisisi, Trada Alam Mineral Cari Dana Rp9 Triliun Kredit Foto: Antara/ADV
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM) memiliki beberapa agenda penting dalam rencana bisnisnya di tahun depan. Salah satunya adalah merampungkan akuisisi dua perusahaan tambang, PT Gunung Bara Utama (GBU) dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).

Untuk memuluskan ambisinya, perseroan bakal menyiapkan dana sekitar Rp9 triliun yang diperoleh melalui penawaran umum terbatas (PUT) atau right issue dan juga pinjaman ke perbankan. Untuk aksi korporasi berupa right issue, perseroan sudah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk meneruskan langkahnya.

Direktur Trada Alam Mineral Ismail Mahruf mengatakan melalui right issue perseroan mengincar dana sekitar Rp6 triliun. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk mengambil alih Gunung Bara Utama melalui dua pemegang sahamnya yakni PT PT Semeru Infra Energi (SIE) dan PT Black Diamond Energi (BDE).

"Perseroan akan menerbitkan maksimal 40 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 atau 80,43% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,4 miliar Waran Seri II yang diterbitkan menyertai saham baru yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham yang melaksanakan HMETD-nya," katanya di Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Lebih lanjut dirinya mengatakan, rencananya perseroan akan mengambil alih 99,99% saham SIE atau sekitar 5,04 miliar saham dan membeli 99,99% saham BDE yang setara dengan 999,9 ribu saham. Perseroan menyiapkan dana akuisisi sekaligus setoran modal untuk kedua perusahaan ini sekitar Rp2,47 triliun.

Sementara?untuk akuisisi SMR Utama, Trada Alam Mineral akan mengambil alih sebanyak 6,23 miliar lembar saham atau sekitar 49,90% dari modal disetor dan ditempatkan SMRU. Ambisi perusahaan untuk mengambil alih dua perusahaan tambang ini cukup beralasan. Pasalnya, GBU memiliki area pertambangan seluas 5.350 hektare di wilayah Kutai Barat dengan cadangan batu bara mencapai 372,8 metrik ton (MT).

SMRU merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa tambang. Per September 2017, pendapatan SMRU mencapai USD44,78 juta dimana lebih dari 90% sumber pendapatan dihasilkan dari jasa penambangan atau sekitar USD43,46 juta, sedangkan USD1,31 juta tersisa didapatkan dari penyewaan alat berat.

Terkait dengan pinjaman perbankan, sebelumnya dikabarkan perseroan tengah menjajaki fasilitas kredit dari UOB Kay Hian senilai USD235 juta. Dana ini nantinya juga bakal digunakan untuk memuluskan aksi anorganik perusahaan di bidang tambang batu bara.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: