Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Kebut Tuntaskan Tiga Perundingan Bilateral

Indonesia Kebut Tuntaskan Tiga Perundingan Bilateral Kredit Foto: Reuters/David Gray
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah tengah berupaya menyelesaikan tiga perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Perundingan tersebut yaitu Indonesia-Chile CEPA (IC-CEPA), Indonesia-European Free Trade Association/EFTA CEPA (IE-CEPA), serta Indonesia-Australia CEPA (IA-CEPA).

"Menjelang akhir tahun, ketiga perundingan dikebut untuk dapat diselesaikan sesuai target," kata Direktur Perundingan Bilateral sekaligus Sekretaris pada ketiga perundingan tersebut, Ni Made Ayu Marthini, Rabu (8/11/2017).

Perundingan Indonesia dengan Chile dalam IC-CEPA putaran ke-6 berlangsung pada 6-10 November 2017. Indonesia dan Chile sepakat bahwa IC-CEPA dimulai secara bertahap dengan perjanjian barang (trade in goods) terlebih dahulu. Kemudian berlanjut ke perjanjian investasi, jasa, atau lainnya sesuai perkembangan di kemudian hari.

Sementara itu, putaran ke-13 perundingan Indonesia dengan EFTA (IE-CEPA) bergulir pada 7-10 November 2017. Perundingan IE-CEPA merupakan perundingan CEPA secara penuh, yang artinya perdagangan jasa dan investasi juga menjadi isu yang dirundingkan.

Ketua Perunding Indonesia untuk IE-CEPA, Duta Besar Soemadi DM Brotodiningrat menyatakan walaupun perundingan IE-CEPA diupayakan selesai sesuai target, bukan berarti asal sepakat. Kedua pihak menginginkan perjanjian yang kredibel dan saling menguntungkan.

"Isu-isu utama yang masih memerlukan diskusi lebih lanjut adalah akses pasar untuk perdagangan barang, jasa, dan investasi. Selain itu, EFTA juga menaruh perhatian besar terhadap perlindungan kekayaan intelektual sementara Indonesia akan mendorong isu akses tenaga kerja dan kerja sama," lanjut Soemadi.

Data tahun 2016 menunjukkan EFTA adalah tujuan ekspor terbesar ke-15 dengan nilai USD2,3 juta dan asal impor nonmigas terbesar ke-19 dengan nilai USD1 miliar bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia dengan EFTA mencapai USD3,3 miliar. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua ekonomi terus meningkat dan pada 2016 Indonesia surplus USD1,2 miliar.

Di tahun 2016, produk ekspor utama Indonesia ke EFTA antara lain perhiasan, perangkat optik, emas, perangkat telepon, dan minyak esensial. Sementara itu, produk impor dari EFTA antara lain emas, turbo-jet, obat-obatan, pupuk, dan campuran bahan baku industri. Pada tahun yang sama, nilai investasi negara anggota EFTA di Indonesia mencapai USD979,2 juta.

Menurut Made, pada perundingan IC-CEPA dan IE-CEPA kedua delegasi diperkirakan akan bersikap pragmatis dan fleksibel untuk mencapai kesepakatan sesuai target waktu.

Di sisi lain, perundingan IA-CEPA akan dilaksanakan pada 13-17 November 2017. Perundingan putaran ke-10 ini akan menjadi putaran terakhir karena ditargetkan selesai tahun 2017 oleh kedua kepala negara yang bertemu pada Februari 2017 lalu.

Ketua Perunding IA-CEPA Deddy Saleh mengatakan, pada putaran ke-10, kedua negara diharapkan bisa menyelesaikan isu utama IA-CEPA, khususnya terkait akses pasar di bidang perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: