Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Kisah Sukses India dalam Wujudkan Pembayaran Nontunai

Ini Kisah Sukses India dalam Wujudkan Pembayaran Nontunai Kredit Foto: Reuters/Amit Dave
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terkenal sebagai negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia, India melakukan revolusi dalam hal transaksi pembayaran.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengeluarkan kebijakan baru perihal penyimpanan uang yakni uang tunai yang beredar di masyarakat?diperbaharui menjadi bank notes dalam bentuk lain, seperti uang pecahan 500 dan 1000 rupee ditarik dari peredaran dalam jangka waktu singkat. Jika tidak segera ditukar dalam bentuk mata uang yang terbaru maka mata uang lama tersebut tidak berlaku untuk transaksi dalam bentuk apapun.

Putusan Narendra Modi mengeluarkan kebijakan ini?berdasarkan fakta bahwa banyak?koruptor di India yang menyimpan uang hasil korupsi dalam bentuk uang tunai. Narendra Modi memodifikasi teknologi pembayaran dengan cash menjadi teknologi Paytm, Samsung, dan Mobiquick (cashless).

Transaksi digital di India telah berkembang sejak November 2016 dengan misi untuk mengurangi penyimpanan dan penggunaan uang secara tunai. Pemerintah India berhasil menarik seluruh uang?tunai di India sekitar 90%.

Teknologi digital seperti Paytm melonjak sekitar 400% setelah adanya peraturan baru dari Narendra Modi. Paytm merupakan sebuah aplikasi di smartphone yang memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi di bakery shop, toko elektronik, supermarket, ongkos bajaj, bahkan stand yang berada di pinggir jalan (tanpa adanya bill).

Hanya dalam jangka waktu delapan bulan perusahaan Paytm mampu melayani lebih dari 220 juta penduduk dan berlaku di lima juta merchant. Sebelum adanya demotisasi keuangan di India, Paytm hanya memilki 700.000 merchant.

Maraknya transaksi pembayaran nontunai ini?mendorong peningkatan?pada industri e-commerce, bahkan Paytm menawarkan hal lebih seperti banking, loan, bahkan dapat melakukan pembelian emas dengan digital gold service (jual dan beli) lalu emas tersebut disimpan di tempat penyimpanan yang dilegalkan oleh pemerintah India. Perusahaan emas pun dapat menjual 50 kilogram emas dalam sebulan?sehingga membuat Paytm menjadi platform penjual emas terbesar di India.

Investasi terbesar di India adalah emas karena penduduk India menginvestasikan segalanya dengan emas bukan dengan stock exchange atau apapun.

Untuk memiliki akun di Paytm, nasabah harus memiliki National ID yang mendata penduduk dengan?sistem biometric.?System ini bernama Aadhaar, hampir sama dengan E-Ktp di Indonesia. Akan tetapi, kelebihan Aadhaar adalah penduduk tidak harus menunjukkan ID card secara fisik karena sudah tersentralisasi di pemerintahan yang?terkoneksi dengan merchant-merchant. Teknologi ini merupakan teknologi biometric terbesar di dunia.

Investor terbesar di Paytm adalah Alibaba dan Softbank yang berinvestasi lebih dari US$2 juta, hal ini membuat Paytm menjadi unicorn teknologi di India. Tetapi Paytm menghadapi pesaing dari bank lolal yang mengembangkan digital payment platform. Dengan adanya demotisasi tersebut pemerinrah akan menurunkan nominal cash secara fisik karena Paytm ini belum tersebar 100% di India sehingga membutuhkan waktu dan proses untuk mewujudkan hal ini sepenuhnya di India.

Mimpi Narendra Modi adalah membuat digital transformation di India menjadi trillion dollar digital economy?pada tahun 2022. Hal ini dapat mendisrupsi uang konvensional di India bahkan di masa depan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/redaksi_1
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: