Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Turun, Ekonomi Sulsel Tumbuh di Atas Angka Nasional

Meski Turun, Ekonomi Sulsel Tumbuh di Atas Angka Nasional Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso, mengatakan pertumbuhan ekonomi daerahnya pada triwulan III-2017 masih memperlihatkan tren menggembirakan, meski terjadi penurunan dibandingkan triwulan I dan II tahun ini. Toh, laju ekonomi Sulsel bertumbuh di atas angka nasional yang hanya mencatat 5,06 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III-2017 cukup menggembirakan. Ekonomi Sulsel tumbuh 6,25 persen atau di atas angka nasional sebesar 5,06 persen. Secara kumulatif pada 2017, pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai 6,78 persen dan itu juga di atas angka nasional sebesar 5,03 persen," kata Bambang, di Makassar, Rabu, (8/11/2017).
Berdasarkan data BI maupun BPS, laju pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2017 memperlihatkan kecenderungan kemerosotan setiap triwulan. Triwulan I, angka pertumbuhan ekonomi sempat menembus 7,52 persen. Selanjutnya, ekonomi Sulsel mendadak anjlok pada triwulan II sebesar 6,63 persen, sebelum akhirnya menyentuh angka 6,25 persen pada triwulan III.
Bambang mengungkapkan terlepas dari adanya penurunan, laju perekonomian Sulsel setidaknya dalam lima tahun terakhir selalu berada di atas angka nasional. Di antaranya pada 2013, ekonomi Sulsel tumbuh 7,62 persen dan ekonomi nasional tumbuh 5,56 persen. Teranyar pada 2016, ekonomi Sulsel tumbuh 7,41 persen dan ekonomi nasional tumbuh 5,02 persen.?
"Dalam beberapa tahun terakhir, laju ekonomi Sulsel selalu tumbuh pada kisaran 7 persen," ucap Bambang.
Disinggung mengenai merosotnya pertumbuhan ekonomi Sulsel pada angka sekitar 6 persen, Bambang menyebut dipicu oleh aktivitas ekspor-impor. Impor luar negeri mengalami lonjakan signifikan mencapai 52,1 persen. Di sisi lain, ekspor perdagangan ke luar negeri malah mencatatkan kontraksi -21,2 persen.
"Impor naik signifikan karena adanya pembangunan sejumlah proyek. Sedangkan ekspor sejumlah komoditas strategis yang selama ini diunggulkan ternyata lebih rendah dari perkiraan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: