Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konten Porno Masih Bisa Diakses di WhatsApp, Kemenkominfo Bakal Panggil Google?

Konten Porno Masih Bisa Diakses di WhatsApp, Kemenkominfo Bakal Panggil Google? Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun sudah dinyatakan tidak ada tampilan konten berbau porno di layanan WhatsApp, pengguna yang dibekali Gboard ternyata masih bisa mengaksesnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengisyaratkan akan memanggil Google sebagai penyedia platform. "Dua hari ini kita meeting intensif. Ini pintu masuk untuk membuka yang lainnya. Laporan masyarakat hari Minggu, langsung kita respons. Tindak lanjutnya positif. Kita bersihkan yang lainnya," kata Sammy kepada wartawan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2017).

Begitu juga dengan Twitter yang hingga kini konten negatif masih berseliweran dan bebas diakses. Secara tegas, pihak Twitter akan dipanggil kemudian. "Fokusnya ke porno dulu. Tiap hari ini ditemui, bisa ribuan. Di semua platform kita cari. Twitter kebuka kita bisa lihat. Kalau Facebook enggak kebuka, jadi harus laporan kalau ada konten itu. Kita enggak masuk surveillance. Kita bukan negara surveillance. Kita demokrasi partisipatif," tuturnya.

Saat disinggung terkait alat sensor yang dapat mendeteksi keberadaan konten asusila, Menteri dengan sapaan akrab Sammy ini menjelaskan mesin tersebut telah diuji coba. "Kita kemarin sudah gunakan (crawling) di atas. Cara kerja sudah dapat beberapa akun-akun yang porno," imbuhnya.

Sammy meyakinkan internet yang masih menampilkan konten negatif tidak mungkin diblokir 100 persen. Bila ditutup, masih terus bertambah walaupun mesin crawling sudah diuji coba.

"Kita harus protect the most people dari exposure pornografi. Akan edukasi juga karena benteng yang paling kuat bila kita membekali anak-anak kita dengan nilai dan norma dalam dirinya. Di internet kita bisa mengontrol diri kita untuk tidak mengklik, akses, dan share. Self control harus ditumbuhkan di dunia digital," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: