Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jabar Kontributor Terbesar Ketahanan Pangan Nasional

Jabar Kontributor Terbesar Ketahanan Pangan Nasional Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Provinsi Jawa Barat dinilai masih menjadi kontributor terbesar dalam pencapaian swasembada pangan nasional dan penyedia stok beras nasional.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan Jabar juga sebagai penyangga pangan terbesar untuk DKI Jakarta. Sekitar 25-30 persen protein hewani nasional juga dihasilkan dari Jabar dan menyumbang 40 persen komoditas holtikultura nasional.

"Tidak kalah pentingnya Jabar adalah penyumbang beras nasional terbesar, tidak hanya itu tapi juga stok pangan nasional dalam hal ini beras. Apresiasi dari kami bagi pemerintah daerah dan para pelaku pertanian di Jabar," kata Agung kepada wartawan, Kamis (9/11/2017)

Agung juga mengapresiasi bahwa saat ini petani pelaku pertanian saat ini didominasi oleh generasi muda. "Kita melihat begitu banyak generasi muda yang telah menghasilkan produk-produk pangan berkualitas yang dipamerkan disini, ini sangat membanggakan," ungkap Agung

Menurutnya, peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-37 tingkat Jabar ini harus menitik beratkan bahwa pembangunan pedesaan dapat dijadikan salah satu upaya memberdayakan generasi muda dengan berbagai usaha produktif dibidang pertanian secara modern dan inovatif sehingga terwujud Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Kami bercita-cita tahun 2045 Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan saya yakin saat ini Jawa Barat adalah kontributor terbesar untuk pencapaian swasembada pangan kita," tutur Agung.

Adapun, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) yang secara langsung membuka peringatan HPS ke-37 tingkat Jabar ini mengatakan, peringatan tersebut bukan hanya semata-mata bersifat seremoni, tetapi lebih kepada membangkitkan semangat dan komitmen untuk terus membangun ketahanan pangan.?

"Tidak hanya ketahanan pangan tapi juga kedaulatan karena pangan yang dihasilkan harus berasal dari kita sendiri," kata Aher

Potensi pangan terbesar khususnya pangan pokok yaitu beras berada di kawasan Jabar bagian utara. Disitu terkumpul sebanyak 80 persen sawah basah dan sisanya di kawasan tengah dan selatan Jabar.

"Jadi dalam konteks ketahanan pangan berbasis pokok pangan itu sebagian besar di utara," ucap Aher.

Sedangkan di kawasan tengah dan selatan Jabar merupakan basis pangan sayuran atau holtikultura dan buah-buahan serta peternakan.

"Ini sangat bagus ya karena tiap daerah punya kekhasan masing-masing dan kedepan kekhasan tersebut harus diperkuat yaitu one region one product, jadi setiap kabupaten/ kota ada produk unggulannya tersendiri," jelas Aher

Dari sisi kesuburan tanah, Jabar sangat memungkinkan sampai kepada kedaulatan pangan. Aher mengatakan, meskipun di sebagian daerah terdapat peralihan fungsi lahan ke industri dan perumahan tapi dengan mengintensifkan teknologi pertanian hal tersebut justru bisa melipat gandakan hasil pangan.

Menurutnya, bangsa yang akan hebat adalah bangsa yang mampu mengelola urusan pertanian.

"Suatu saat manusia akan bosan dengan komputer, otomotif, penerbangan dan lainnya karena sehebat apapun perkembangan ekonomi, teknologi tanpa pangan tidak akan maju," tuturnya.

Aher mencontohkan, negara-negara di Eropa seperti Jerman, Finlandia, Skandinavia, Norwegia dan Swedia? tidak memiliki cita-cita jadi negara super power dalam persenjataan tapi bercita-cita jadi negara super power dalam pangan.

"Dan negara yang paling memungkinkan jadi negara super power pangan adalah Indonesia. Tanah kita subur, karena itu mari kita hadirkan pertanian yang bukan semata-mata sebagai mata pencaharian tapi pertanian menjadi sebuah culture," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: