Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elektabilitas Emil Unggul Tapi Masih Riskan

Elektabilitas Emil Unggul Tapi Masih Riskan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Hasil survei dari lembaga survei Indocon menyatakan elektabilitas M Ridwan Kamil atau Emil unggul dibandingkan kandidat lainnya yakni mencapai 34,6 persen namun posisinya masih riskan atau belum aman karena masih banyak pemilih yang belum mantap dalam menentukan pilihannya di Pilgub Jawa Barat.

"Strong voters lima kandidat potensial juga relatif rendah (di bawah 20 persen). Ridwan Kamil memiliki sekitar 15 persen pendukung loyal, Dedy Mulyadi 7 persen. Seharusnya, jumlah strong voters yang cukup aman di angka 40% ke atas," kata Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid, di Bandung, Minggu (12/11/2017).

Ia mengatakan Indocon melakukan survei dari tanggal 10-22 Oktober dengan jumlah responden sebanyak 971 orang.

Sampel ditentukan secara proporsional terhadap populasi penduduk yang tersebar di 27 kabupaten/kota dan tingkat kesalahan pada survei ini sebesar 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Sementara itu, lanjut Fajar, tiga kandidat lain Dedy Mizwar, Dede Yusuf dan Aa Gym angka strong voters-nya (pemilih setia) tidak berbeda secara nyata karena berada dalam selang margin of error.

Dalam hasil survei Indocon ini, elektabilitas Emil berada di posisi teratas dengan meraih 34,6 persen, disusul Dedi Mulyadi (15,3 persen), dan Deddy Mizwar (11,9 persen).

Kemudian elektabilitas calon wakil gubernur, Desy Ratnasari berada di posisi teratas dengan meraih 17 persen, disusul Uu Ruzhanul Ulum 8 persen, dan Netty Prasetiyani 7 persen.

Menurut dia, perolehan strong voters ini masih jauh untuk mengamankan posisi Emil dalam Pilgub Jawa Barat 2018.

"Terlebih dari hasil Pilgub Jabar 2008 dan 2013, kandidat yang elektabilitasnya tertinggi, ternyata kalah," ujarnya.

Selain itu, kata Fajar, semua kandidat calon gubernur Jawa Barat 2018 yang kini muncul belum dalam posisi aman, termasuk Ridwan Kamil. Pasalnya sejauh ini para calon belum memiliki pemilih setia atau strong voters.

Sosok Ridwan Kamil atau Emil, Dedi Mulyadi, dan Deddy Mizwar yang berada di peringkat teratas belum memiliki pemilih loyal yang banyak yakni masih di angka 15 persen.

Sementara itu, Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan dari Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan, menilai, setiap calon gubernur memerlukan sosok wakil gubernur yang mampu melengkapi kekurangannya.

"Hal ini sangat penting jika ingin meraih kemenangan pada kontestasi tersebut," kata Firman Manan.

Salah satunya, kata dia, latar belakang calon gubernur harus dilengkapi oleh latar belakang calon wakil gubernurnya.

Sebagai contohnya ialah calon gubernur yang identik nasionalis harus menggandeng calon wakil gubernur yang kental dengan kultur religi.

"Harus memilih calon wakil gubernur yang tepat. Memperkuat basis religi, jika dia citranya nasionalis," katanya.

Terlebih, menurutnya di Jawa Barat sangat banyak pemilih tradisional yang mengedepankan aspek agamais dalam memilih pemimpin.

"Ini terlihat dari pilgub sebelumnya (2008 dan 2013), Aher yang kental religiusitasnya bisa menang dua kali. Juga dilihat dari fenomena aksi 212, massanya paling banyak dari Jawa Barat," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: