Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sun Life: Tingkat Kesadaran Masyarakat atas Diabetes Masih Rendah

Sun Life: Tingkat Kesadaran Masyarakat atas Diabetes Masih Rendah Kredit Foto: Sun Life
Warta Ekonomi, Jakarta -

Studi terbaru Sun Life Financial Asia mengenai tingkat kesadaran masyarakat terhadap diabetes mengungkapkan masih adanya kesenjangan informasi yang serius mengenai penyakit kronis ini.

Berdasarkan data statistik International Diabetes Federation (IDF), 30% perempuan Asia yang sedang atau pernah hamil dalam tiga tahun terakhir tidak menyadari tingginya potensi terserang diabetes gestasional di masa kehamilan di mana satu dari tujuh kelahiran di Asia terpengaruh oleh diabetes gestasional.

Khusus Indonesia, Studi Kesadaran Diabetes Sun Life mengungkapkan hanya 18% yang menganggap kehamilan menjadi salah satu faktor risiko. Namun, sebagian besar juga tidak memiliki pemahaman bahwa diabetes gestasional dapat berdampak terhadap kesehatan bayi, seperti pembesaran kepala, masalah pernafasan, dan kadar gula darah yang rendah.

Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia Elin Waty mengatakan prevalensi diabetes merupakan tantangan kesehatan yang tengah mengemuka di kawasan Asia. Melalui Studi Kesadaran Diabetes, imbuhnya, Sun Life memiliki komitmen dan fokus strategis pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap diabetes dan pencegahannya.

"Studi ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan informasi mengenai diabetes, meningkatkan persepsi positif terhadap penyakit ini, membantu masyarakat menjalani kehidupan yang lebih sehat, baik fisik maupun mental, serta yang paling utama membantu mereka memiliki kemapanan finansial seumur hidup," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (12/11/2017).

Berdasarkan survei, 33% responden di Indonesia telah melakukan pengecekan diabetes dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Hasilnya sebanyak 8% didiagnosis menderita diabetes. Sebanyak 44% mengatakan memiliki keluarga dekat yang menderita diabetes dan 61% di antaranya yang dinyatakan bebas dari diabetes tetap khawatir akan terkena penyakit diabetes di masa depan.

Penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai 39% dari total populasi dan secara umum masyarakat Indonesia memiliki persepsi bahwa pengidap diabetes memiliki harapan hidup lebih pendek 16 tahun dari mereka yang tidak terkena diabetes.

Persepsi harapan hidup penderita diabetes menjadi salah satu kesimpangsiuran yang perlu diluruskan. Sebab, hasil survei juga mengungkap adanya kesenjangan signifikan antara persepsi dan realitas tentang berkurangnya harapan hidup ini.

Responden dari Hong Kong dan Indonesia percaya diabetes akan menurunkan harapan hidup 16 tahun, responden Malaysia berpendapat 18 tahun, responden Vietnam mengatakan 11 tahun, dan responden Filipina mengatakan 33 tahun. Nyatanya, rata-rata penurunan harapan hidup berkisar 10 hingga 12 tahun.

Chief Marketing Officer?Sun Life Financial Indonesia Shierly Ge mengatakan angka penderita diabetes di Indonesia saat ini tergolong tinggi, namun kesadaran masyarakat untuk melakukan pengecekan masih rendah.

"Sun Life Financial Indonesia memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi ini dan berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai diabetes dan risiko-risikonya," ujarnya.

Separuh dari total responden di Vietnam (51%), Filipina (50%), dan Hong Kong (49%) percaya diabetes dapat menggambarkan besarnya beban yang harus ditanggung oleh layanan perawatan kesehatan masyarakat di negaranya.

Rata-rata responden memperkirakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh penderita diabetes sekitar US$1.778 untuk perawatan tiap tahunnya. Hong Kong berada di urutan puncak sebagai negara dengan perkiraan biaya perawatan termahal, yaitu sekitar US$4.400, sedangkan biaya di empat negara di Asia Tenggara lainnya diperkirakan di bawah US$1.120.

Khusus Indonesia, responden memperkiraakan biaya yang diperlukan pasien diabetes untuk pengobatan mencapai Rp12,2 juta per tahun. Namun demikian, sebanyak ?21% responden menganggap hal ini bukan beban terhadap layanan kesehatan publik.

"Prevalensi diabetes yang mengkhawatirkan di Asia akan terus memberi beban ekonomi tidak hanya pada sistem perawatan kesehatan masyarakat, namun juga untuk penderita diabetes dan keluarga mereka hingga berdampak besar pada biaya pengobatan yang terus meningkat," sebutnya.

Studi Sun Life Financial Asia juga mengungkap masih adanya pandangan bias masyarakat yang tidak menguntungkan terhadap penderita diabetes, seperti berbahaya saat mengemudi (37%), penderita diabetes menjadi malas (38%) dan tidak bersemangat (62%), tidak atletis (43%), serta mudah mengalami perubahan suasana hati (43%).

Stigma semacam itu juga berlaku di Indonesia di mana lebih dari setengah (56%) responden menganggap penderita diabetes menjadi malas dan 19% menganggap penderita diabetes kurang memiliki perhatian terhadap sekelilingnya.

Shierly menjelaskan stigma sosial terhadap penderita diabetes berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik penderita.

"Kami sangat mendukung misi Sun Life dalam membantu masyarakat menjalani kehidupan yang lebih sehat termasuk mencapai kemapanan finansial seumur hidup. Melalui Studi Kesadaran Diabetes ini, kami berharap dapat mengubah persepsi ke arah yang lebih positif dan mengurangi bias masyarakat di Asia akan penyakit diabetes," pungkasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: