Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indef: Indonesia Terancam Masuki Deindustrialisasi Lebih Dini

Indef: Indonesia Terancam Masuki Deindustrialisasi Lebih Dini Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengingatkan Indonesia terancam mengalami gejala deindustrialisasi dini. Ciri-cirinya dapat dilihat dari terus menurunnya kontribusi sektor manufaktur terhada produk domestik bruto (PDB).

Peneliti Indef Andry Satria mengungkapkan peran industri manufaktur pada 2016 terhadap PDB sekitar 20,51%. Jika merujuk pada data triwulan, pada triwulan III/2017 porsi industri manufaktur turun menjadi 20,80%.

"Saat ini peningkatan pangsa sektor industri cenderung menurun dan stagnan sebelum mencapai titik optimum. Sementara pada saat yang bersamaan, pangsa sektor tersier (jasa) terhadap PDB cenderung meningkat. Artinya, terjadi inkonsistensi dalam transformasi struktur ekonomi agraris ke industrialisasi atau sering disebut deindustrialisasi dini," Kata Andry kepada Warta Ekonomi di Kantor Indef, Jumat (10/11/2017).

Ia melanjutkan bila pertumbuhan sektor tradeble sebagai gambaran dari pertanian, pertambangan dan industri pengolahan tetap berada di bawah pertumbuhan ekonomi, sebaliknya sektor non-tradable yang didominasi jasa yang tummbuh di atas pertumbuhan ekonomi.

"Bahkan pada triwulan III/2017 sektor non-tradable tumbuh lebih cepat sebesar 6,14% dibandingkan tradable yang hanya 3,65%. Ini menjadi gejala pertumbuhan tidak ditopang oleh sektor yang produktif dengan jumlah penyerapa tenaga kerja yang tinggi," tambahnya.

Dari sisi Prompt Manufacture Index (PMI) yang menjadi indikator mengukur perkembangan sektor industri? dari sisi pembelian, pada triwulan III/2017 mengalami penurunan menjadi 50,51 dan diprediksi pada triwulan IV akan turun menajdi 49,94.

"Hal ini menjadi indikasi bahwa industri mengalami penurunan kapasitas produksi, volume produksi dan kontraksi tenaga kerja," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: