Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

My Columbia Bukan Toko Online Biasa

My Columbia Bukan Toko Online Biasa Kredit Foto: My Colombia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk bertahan hidup di ?zaman now? perusahaan yang bergerak di bidang ritel mau tidak mau harus beralih ke online. Sudah banyak perusahaan yang menyadari hal ini. Salah satunya Columbia, perusahaan ritel terkemuka untuk produk home appliance meluncurkan aplikasi My Columbia.?

My Columbia adalah aplikasi jual beli online milik perusahaan ritel yang telah berusia 35 tahun ini untuk menjual produk-produknya secara online. Namun berbeda dengan aplikasi jual beli online lainnya, My Columbia memiliki berbagai keunggulan seperti dapat mengajukan cicilan tanpa kartu kredit, dapat melihat atau memantau tagihan kredit, melihat lokasi showroom Columbia terdekat, dan menukarkan point reward, serta melihat komisi dari penjualan toko online melalui mide.id.?

Vice President Columbia, Darwin Leo mengatakan, tujuan utama dari dibuatnya aplikasi My Columbia adalah untuk mempermudah masyarakat. Konsep toko online adalah tidak ada jam buka dan jam tutup, sehingga masyarakat dapat berbelanja kapanpun dan dimanapun. Sehingga dengan aplikasi tersebut customer Columbia tetap dapat melakukan aktivitas belanja maupun memantau kredit yang diajukan.?

Satu lagi keunggulan My Columbia yang sangat unik menurut Darwin, ketika customer tidak menemukan barang di website atau aplikasi, pembeli tetap bisa mendapatkan barang yang diinginkan dengan cara memotret produk kemudian mengirimkan melalui aplikasi tersebut. Dengan cara seperti itu Columbia mencarikan barang yang dimaksud dan mengirimkannya kepada pembeli.

?Jadi kami menjual apa yang diinginkan pembeli,? ujar Darwin.?

Dalam meluncurkan aplikasi tersebut, lanjut Darwin, Columbia bekerjasama dengan Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Dengan kerjasama tersebut, Columbia juga berinovasi dalam pengajuan kredit, dimana customer dapat mengajukan kredit melalui aplikasi tersebut dan dapat diproses hanya dalam hitungan menit.?

?Kami menggunakan teknologi scoring, dengan demikian kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk mengetahui apakah pengajuan kreditnya diterima apa tidak,? jelas Darwin.?

Columbia sudah memiliki perjalanan panjang sebagai peritel dengan mayoritas penjualannya dilakukan secara kredit. Karena itu, perusahaan bukan hanya mendorong penjualan, tapi juga bagaimana berimprovisasi bagaimana menciptakan ekosistem yang baik before maupun after sales. Tidak hanya layanan kredit yang mudah, customer juga dapat menghubungi tukang service dari produk yang dibelinya aplikasi tersebut.?

Darwin mengakui kebiasaan masyarakat dalam berbelanja online itu mempengaruhi penjualan ritel. Namun bagi Columbia itu tidak begitu berimbas banyak, sebab masih banyak produk yang dijual oleh Columbia yang dimana masyarakat masih suka membeli secara offline seperti furniture. Yang paling banyak terpengaruh dengan penjualan online adalah barang-barang gadget, seperti handphone dan laptop. Namun ada juga beberapa barang yang masih dibeli secara offline tapi juga sudah merambah ke online seperti televisi dan elektronik.?

Melalui My Columbia, Darwin mengharapkan dapat meningkatkan penjualan Columbia. Hingga 3-6 bulan ke depan penjualan online ditargetkan berkontribusi 10% dari total penjualan. Selanjutnya dalam beberapa tahun ke depan diharapkan akan tumbun menjadi 50:50 antara penjualan online dan offline.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: