Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini 6 Perusahaan yang Lakukan Uji Coba Mobil Terbang

Ini 6 Perusahaan yang Lakukan Uji Coba Mobil Terbang Kredit Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mobil terbang listrik bukan lagi sekedar wacana atau khayalan belaka karena beberapa perusahaan telah melakukan rencana dan uji coba mobil?supercanggih tersebut. Teranyar,?Uber menggandeng NASA untuk membuat taksi terbang yang dinamakan?Elevate Uber. Sesi uji coba Elevate Uber kabarnya akan dilangsungkan pada tahun 2020 di Los Angeles.

Berikut ini adalah enam perusahaan yang?sedang dan berencana akan melakukan uji coba mobil terbang, yaitu

1.?Lilium Aviation

Lilium Aviation mengembangkan kendaraan jet-propelled?yang digadang-gadang akan mengubah?wajah?dunia transportasi. Mobil terbang akan memungkinkan penumpang melakukan perjalanan jarak jauh dengan cepat tanpa adanya hambatan macet.

Jet Lilium telah diuji coba lepas landas dan mendarat secara vertikal layaknya helikopter, namun menggunakan sayap saat berada di udara untuk berpergian dengan?stabil dan efisien. Didukung baterai listrik, mobil terbang?ini memiliki jangkauan 300km (186 mil) dan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 300 kilometer per jam.

Mobil terbang tersebut dapat menghemat waktu?tempuh selama perjalanan. Kendaraan tersebut dapat membawa penumpang dari Bandara JFK di New York seharga US$6 (Rp79 ribuan) dalam waktu lima menit. Durasi perjalanan ini jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan mengendarai taksi yang membutuhkan waktu hingga 55 menit dan biaya mencapai US$73 atau sekitar Rp972 ribuan.

Lilium memaparkan misinya adalah untuk membebaskan warga kota dari kemacetan dan polusi yang ada selama ini dengan orang-orang yang dapat berangkat dan pergi dengan bebas.

Mobil terbang ini juga tidak?membutuhkan area yang luas untuk lepas landas dan mendarat, jadi bisa dilakukan di atap bangunan dan tempat parkir. Teknologi take-off and landing?vertikal (VTOL) mengarahkan 36 derajat jetnya ke bawah, kemudian naik ke udara, lalu secara horizontal mendorong ke depan.

2. Toyota

Toyota menyatakan dukungan untuk proyek mobil terbang Cartivator di Jepang. Toyota berencana menggelontorkan dana 42,5 juta yen (setara Rp4,9 miliar) dalam waktu tiga tahun ke depan. Budget sebesar itu akan digunakan untuk mewujudkan sketsa desain mobil terbang sebagai prototipe sampai pada waktu yang ditargetkan pada 2018 mendatang.

Cartivator proyek mobil terbang grup Toyota?sudah menyatakan bakal memamerkan mobil terbang dalam pembukaan Olimpiade di Tokyo pada tahun 2020. Mobil ini akan memiliki tiga roda, memiliki teknologi untuk take-off dan landing di jalanan umum. Kecepatan terbang diharapkan mampu mencapai 100 kilometer perjam, sedangkan pada saat di darat pengguna bisa melesat sampai dengan 150 kilometer/jam.

Adapun, mobil ini hanya bisa terbang pada ketinggian 10 meter dari atas tanah, tapi itu sudah cukup untuk melayang dan menghindari kemacetan lalu lintas dan halangan yang merintang, kecuali gedung bertingkat.

3. NASA dan Uber

Dalam acara Web Summit di Lisbon, Portugal, pada tanggal 8 November lalu, Head of Product Uber Jeff Holden menyatakan detail mengenai program taksi terbang yang sedang mereka garap. Proyek yang bernama Uber Elevate tersebut digarap Uber bersama teknisi dirgantara NASA Mark D Moore. Hal mengenai taksi terbang ini pertama kali diungkapkan pada bulan Februari silam.

Pada saat itu Uber memiliki rencana untuk mengadakan uji coba di Dallas, kemudian menyusul di Dubai. Perusahaan ini memang terlihat sangat optimis dengan ide ini dan kini menunjuk Los Angeles sebagai lokasi selanjutnya. Sesi uji coba Elevate Uber kabarnya akan dilangsungkan pada tahun 2020 di Los Angeles.

Menurut Holden, alasan Los Angeles menjadi pilihan utama karena LA merupakan salah satu kota dengan lalu lintas terpadat di dunia dan belum mempunyai infrastruktur angkutan umum. Menurutnya, Uber Elevate adalah metode implementasi sistem angkutan umum tanpa memperpadat kondisi lalu lintas yang sudah ada.

Uber ingin membuat kendaraan lepas landas dan pendaratan secara vertikal. Ini adalah kerja sama pertama startup dengan pemerintahan federal AS NASA juga bekerja sama dengan perusahaan lain untuk mengembangkan manajemen lalu lintas yang lebih baik untuk kendaraan dengan altitude yang rendah ini.

Bersamaan dengan pengumuman ini, Uber juga memublikasikan konsep yang memperlihatkan cara kerja layanan Uber Elevate di mana digambarkan seorang wanita melakukan pemesanan taksi melalui aplikasi mobile di smartphone. Kemudian dia naik ke lantai teratas gedung tempat skyport/tempat mobil tersebut berada, melakukan konfirmasi di terminal menggunakan NFC di smartphone, lalu selanjutnya naik ke taksi udara.

Di dalam Uber Elevate ini penumpang bisa melihat info waktu dan jarak tempuh di display, hal ini tidak berbeda jauh dengan display yang berada di dalam pesawat

4. Dubai Civil Aviation Authority

Dubai Civil Aviation Authority (DCAA)?ternyata telah melakukan uji coba taksi terbang yang diberi nama Autonomous Air Taxi (AAT) proof-of-concept. Pengujian tersebut telah dilakukan di wilayah Jumeirah Beach Residence, Dubai, Uni Emirat Arab, pada pertengahan September 2017.

Pengujian taksi terbang itu berdurasi sekitar lima menit di ketinggian 650 kaki, di sekitar lingkungan perumahan yang berangin, dan disaksikan langsung oleh Putra Mahkota Dubai, Shaikh Hamdan Bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Menurut Sheikh Hamdan setelah menyaksikan keberhasilan pengujian taksi terbang otonom ini, Dubai memiliki keyakinan yang kuat bahwa teknologi ini dapat memberikan perubahan ke arah positif.?Dubai akan terus mengeksplorasi peluang yang lebih untuk melayani dan memakmurkan masyarakat.

Pengujian?prototipe mobil terbang ini tergolong cepat karena hanya dipersiapkan selama tujuh bulan setelah rencana mobil terbang tersebut dilansir secara resmi. ATT dibuat oleh perusahaan autonomous air vehicles asal Jerman yang bernama Volocopter.

Volocopter mengatakan ATT akan dilengkapi dengan peralatan keselamatan seperti parasut, sembilan sistem baterai independen, dan baterai plug-in dengan kemampuan charge baterai yang cepat. Pada versi prototipe pengisian baterai masih membutuhkan waktu dua jam.

5. PAL-V

PAL-V (Personal Air and Land Vehicle) siap memasarkan produk masa depan berupa mobil beroda tiga yang bisa dikendarai di jalan dan udara. Setelah melakukan uji coba beberapa kali, PAL-V telah memenuhi persyaratan untuk mengoperasikan mobil terbang berdaya tampung dua orang.

Belanda memiliki target untuk mulai mengirim mobil terbang pada konsumen pada akhir tahun 2018. Desain final mobil terbang buatan mereka akan dipamerkan ke publik pada Oktober tahun depan. Harga mobil terbang ini tergolong cukup mahal, karena ini merupakan teknologi baru.

PAL-V membanderol satu unit mobil terbang berjenis PAL-V Liberty dengan harga US$599 ribu atau setara Rp7,9 miliar. Sekalipun begitu, PAL-V juga berencana untuk membuat jenis mobil terbang berjenis PAL-V Liberty Sport dengan harga lebih murah yaitu sebesar US$379 ribu atau Rp5,03 miliar.

Konsumen yang tertarik untuk membeli mobil terbang ini harus memiliki persyaratan yaitu memiliki dua dokumen perizinan, yaitu surat izin mengemudi (SIM) dan juga lisensi pilot. Untuk menerbangkannya, pengemudi harus mencari tempat khusus yang memiliki panjang lintasan sesuai untuk lepas landas.

Mobil terbang ini menggunakan mesin konvensional bertenaga 100 hp. Mobil terbang ini mampu terbang dengan daya 400 sampai 500 kilometer hingga ketinggian 3.500 meter. Sementara jika melaju di jalan darat, memiliki kecepatan maksimum mencapai 170 km/jam.

6.?Blockchain.Aero

Taksi super canggih ini mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal dan mampu mengangkat dua hingga empat orang penumpang. Jika itu terjadi, jalanan di Rusia sepertinya tak akan lagi sepadat biasanya.

Perusahaan startup Rusia, Bartini menunjukkan aksi terbang pada 19 Juli 2017 di Pameran Aviasi dan Kedirgantaraan Nasional MAKS 2017. Menurutnya, taksi tersebut akan menggunakan platform blockchain (sistem pencatatan transaksi finansial terintegrasi) untuk pasar aviasi masyarakat perkotaan.

Mobil Bartini akan menjadi transportasi pertama yang menggunakan platform ini. Menurut press release perusahaan, mobil terbang Bartini dikabarkan dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal. Satu buah unit mobil terbang dibanderol dengan harga Rp1,33 miliar hingga Rp2,66 miliar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/redaksi_1
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: