Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terus Merosot, Ekspor Sulsel Sisa US$80 Juta Per Oktober 2017

Terus Merosot, Ekspor Sulsel Sisa US$80 Juta Per Oktober 2017 Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan ekspor Sulsel terus merosot dalam beberapa bulan terakhir sepanjang 2017. Teranyar, nilai ekspor Sulsel hanya sebesar US$80,03 juta atau kembali anjlok 1,17 persen periode Oktober 2017. Padahal, periode yang sama pada tahun lalu, ekspor Sulsel mampu menembus US$113,82 juta.?

"Harus diakui ekspor Sulsel dalam beberapa bulan terakhir memang kurang menggembirakan, baik itu secara bulanan maupun secara tahunan. Periode Oktober 2017, nilai ekspor tercatat US$80,03 juta. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan capaian periode yang sama pada tahun lalu sebesar US$113,82 juta atau setara 29,56 persen," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, Rabu, (15/11/2017).?

Berdasarkan data BPS, penurunan nilai ekspor terlihat cukup besar secara nominal bila diakumulasi sepanjang 2017. Periode Januari-Oktober tahun ini, nilai ekspor Sulsel berkisar US$822,73 juta. Capaian tersebut tentunya kalah banyak dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai US$924,82 juta atau setara 11,04 persen.

Merosotnya ekspor Sulsel, Nursam memaparkan dipengaruhi melemahnya permintaan global. Yang paling berpengaruh adalah anjloknya ekspor nikel mencapai 23,11 persen. Per Oktober 2017, nilai ekspor hanya US$45,69 juta, padahal periode September 2017 mencapai US$59,43 juta.

Nursam mengakui nikel merupakan komoditas andalan Sulsel. Bahkan, tatkala terjadi penurunan signifikan, nikel masih mendominasi ekspor provinsi ini. Kontribusi nikel menembus 57,09 persen. Disusul oleh biji-bijian berminyak dan tanaman obat US$11,14 juta atau setara 13,92 persen serta ikan, udang dan hewan air tidak bertulang belakang US$3,45 juta atau setara 4,31 persen.

Bila melihat sebaran negara ekspor Sulsel, Nursam mengungkapkan per Oktober masih didominasi Jepang yang mencapai 49,2 juta atau setara 61,47 persen. Tingginya kontribusi Jepang tidak lepas lantaran seluruh komoditas nikel dikirim ke Negeri Sakura. "Setelah Jepang, ada Tiongkok (20,35 persen), Vietnam (3,73 persen) dan Amerika Serikat (3,09 persen)," pungkas dia.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: