Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hina Kim Jong-un, Trump Dihadiahi Hukuman Mati oleh Korea Utara

Hina Kim Jong-un, Trump Dihadiahi Hukuman Mati oleh Korea Utara Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Jakarta -

Media pemerintah Korea Utara telah mengkritik Donald Trump karena telah menghina Supreme Leader mereka Kim Jong-Un, dengan mengatakan bahwa presiden AS pantas menerima hukuman mati dan memanggilnya seorang pengecut karena membatalkan kunjungan ke perbatasan antar-Korea.

Sebuah editorial di surat kabar partai berkuasa Korea Utara, Rodong Sinmun memusatkan amarahnya pada kunjungan Trump ke Korea Selatan pekan lalu, di mana dirinya mencela "kediktatoran kejam" Korea Utara dalam sebuah pidato kepada legislator di Seoul.

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari tur maraton lima negara Asia oleh presiden AS yang ditujukan untuk menggembleng oposisi regional terhadap ambisi senjata nuklir Korea Utara.

"Kejahatan terburuk yang dia tidak dapat diampuni adalah bahwa dia berani melukai martabat pemimpin tertinggi," ungkap editorial tersebut, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Kamis (16/11/2017).

"Dirinya harus tahu bahwa dia hanyalah penjahat mengerikan yang dijatuhi hukuman mati oleh orang Korea," tambahnya.

Sejak menjadi presiden, Trump telah terlibat dalam perang kata-kata yang meningkat dengan Kim Jong-un, kedua pemimpin tersebut jual-beli hinaan pribadi dan ancaman serangan militer dan menimbulkan kekhawatiran tentang pecahnya permusuhan.

Menjelang akhir tur Asia-nya, Trump mengirim tweet dari Hanoi yang membawa jousting verbal ke tingkat yang baru, mengejek pemimpin Korea Utara atas tinggi dan beratnya.

"Mengapa Kim Jong-Un menghina saya dengan memanggil saya 'tua', kapan saya Pernah memanggilnya 'pendek dan gemuk'?" kicau Trump di akun twitter-nya.

Anggota dinasti Kim yang berkuasa dulu dan sekarang nikmati di dekat status mirip tuhan di Korea Utara, yang telah menunjukkan kepekaan ekstrim terhadap ucapan apapun yang mungkin dianggap mengejek atau tidak menghargai kepemimpinan.

Editorial tersebut juga menggali kegagalan Trump untuk mengunjungi zona demiliterisasi atau demilitarised zone (DMZ) yang membagi kedua Korea, sebuah lawatan tradisional untuk pejabat senior AS yang mengunjungi wilayah Korea Selatan.

Helikopter Trump membawanya ke DMZ telah kembali setelah hanya lima menit karena cuaca buruk sebuah penjelasan yang dipecat koran tersebut.

"Itu bukan cuacanya," ungkap editorial tersebut.

"Dia terlalu takut untuk menghadapi tatapan tajam tentara kita," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: