Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Neraca Perdagangan Sulsel Catat 6 Kali Defisit Sepanjang 2017

Neraca Perdagangan Sulsel Catat 6 Kali Defisit Sepanjang 2017 Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, menyatakan neraca perdagangan Sulsel periode Januari-Oktober 2017 mengalami defisit US$50,93 juta. Bila ditilik secara bulanan, neraca perdagangan Sulsel bahkan sudah enam kali mencatatkan defisit dalam sepuluh bulan terakhir.?
Nursam menjelaskan defisit neraca perdagangan di Sulsel terjadi dipicu lesunya pasar global yang berdampak berkurangnya permintaan ekspor dari negara-negara lain. Diharapkannya kondisi tersebut tidak berkepanjangan agar tidak mempengaruhi laju perekonomian daerah.?
"Dalam sepuluh bulan terakhir sepanjang 2017, neraca perdagangan Sulsel sudah mengalami enam kali defisit. Itu terjadi karena permintaan global untuk ekspor komoditas-komoditas strategis Sulsel mengalami pelemahan," kata Nursam, Jumat, (17/11/2017).?
Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan Sulsel secara kumulatif periode Januari-Oktober 2017 mengalami defisit US$50,93 juta. Rinciannya yakni nilai ekspor tercatat US$822,73 juta, atau jauh lebih rendah dibandingkan nilai impor yang menembus US$873,66 juta. Teranyar, periode Oktober 2017, neraca perdagangan Sulsel mengalami defisit US$12,26 juta.?
Masih merujuk data BPS, Nursam merinci enam kali defisit yang dialami neraca perdagangan Sulsel pada tahun ini terjadi pada Januari, Mei, Juni, Agustus, September dan Oktober. Defisit terbesar terjadi periode Mei yang menembus angka US$32,26 juta. "Defisit neraca perdagangan Sulsel dalam beberapa bulan terakhir memang terus terjadi," pungkas Nursam.?
Kinerja impor Sulsel diketahui mengalami lonjakan signifikan sepanjang 2017. Terjadi kenaikan hingga 28,53 persen, dari US$679,74 juta menjadi US$873,66 juta. Sebaliknya, kinerja impor Sulsel malah jeblok. Penurunan nilai ekspor mencapai 11,04 persen, dari US$924,82 juta menjadi US$822,73 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: